"Lebih detail, dulu ketika di film ‘Java Heat’ tidak seintens ini," kata Ario di Jakarta, Kamis (7/6).
Dalam “22 Menit”, Ario belajar memegang senjata, berlatih menembak dan menetralkan situasi rusuh seperti layaknya seorang polisi.
Menurut Ario, ia mengikuti prosedur standar dan protokol yang berlaku sehingga apa yang ditampilkan dalam film dibuat sepersis mungkin dengan kenyataan.
Ia tak menyangka kostum polisi, seperti rompi dan tetek bengeknya, senjata juga ternyata lebih berat dari yang dibayangkan. Tubuh harus fit agar bisa menjalani adegan itu dengan baik.
"Ada adegan saat menggerebek teroris, keringatannya sebesar-besar biji jagung," ujar Ario yang menjalani latihan selama beberapa bulan.
"22 Menit" menghadirkan cerita mengenai orang yang terkena dampak serangan teroris.
Ario Bayu ditunjuk sebagai pemeran utama, karakternya bernama Ardi, seorang polisi anggota unit antiterorisme. Risiko pekerjaan yang tinggi tak menghalangi Ardi dalam beraktivitas, termasuk mengantar anaknya ke sekolah setiap hari sebelum bertugas.
Ketika ledakan bom terjadi di pusat kota, Ardi dan rekan-rekannya mempertaruhkan nyawa demi mengamankan situasi. Dalam 22 menit, Ardi dan satuan antiterorisme berhasil meringkus pelaku. Namun, ledakan bom Thamrin pada akhirnya mengubah hidup banyak orang untuk selamanya.
Selain Ario Bayu, "22 Menit" juga dibintangi Ade Firman Hakim, Mathias Muchus, Hana Malasan, Ence Bagus, Ajeng Kartika, Taskya Namya, Fanny Fadillah "Ucup" dan Ardina Rasti.
“22 Menit" akan tayang pada 19 Juli mendatang.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018