Dishub Bekasi lepas 2.820 pemudik

12 Juni 2018 09:53 WIB
Dishub Bekasi lepas 2.820 pemudik
Sejumlah pemudik peserta Mudik Bareng Guyub Rukun Mudik Bahagia tahap kedua Kementerian Perhubungan mencari bus yang akan mereka tumpangi di Monas, Jakarta, Minggu (10/6/2018). Tahap kedua program tersebut Kemenhub memberangkatkan 218 bus dengan jumlah 10.022 penumpang ke sejumlah tujuan di Pulau Jawa. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melepas 2.820 pemudik asal daerah setempat dalam "Mudik Bareng Guyub Rukun Mudik Bahagia" menuju sejumlah daerah tujuan pemudik di Stadion Wibawa Mukti Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur.

"Ini hajat Kementerian Perhubungan, kita di daerah hanya membantu memfasilitasi dengan menyediakan tempat pendaftaran, sosialisasi, sampai pemberangkatan hari ini. Untuk pemudik asal Kabupaten Bekasi titik kumpulnya di Stadion ini," kata Plt Kepala Dishub Kabupaten Bekasi Suhup di Cikarang, Selasa.

Kegiatan mudik bareng tahun ini menjangkau 10 daerah tujuan di antaranya Banjar, Cirebon, Garut, Kebumen, Kuningan, Purwokerto, Semarang, Solo, Tegal, dan Wonogiri.

"Total 48 bus yang telah disiapkan ke beberapa kota besar di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya.

Suhup menambahkan program mudik gratis ini sebagai upaya menekan segala bentuk risiko kecelakaan saat momentum pulang kampung itu.

"Komitmen utama kami adalah mengurangi risiko kecelakaan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan di jalan," katanya.

Dia memastikan armada yang digunakan pemudik dalam keadaan baik sebab telah melewati proses uji kelaikan kendaraan, sedangkan para sopir terlebih dahulu menjalani tes urine sebelum bertugas.

Staf Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat Rafan mengatakan dari hasil tes urine terhadap 38 sopir bus tidak ditemukan kandungan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Hanya saja beberapa sopir terbukti mengonsumsi obat resep anti lelah, satu sopir menggunakan metformin atau obat gula dan satu lainnya meminum deksa yang merupakan obat asma.

"Bisa dikategorikan aman, tidak ada yang pakai narkoba hanya obat ringan saja," katanya.

Tes urine ini dilakukan demi menjaga keselamatan penumpang yang menjadi prioritas mudik bareng, terutama dari segi kondisi kesehatan sopir.

"Agar pak sopir ini dipastikan bebas narkoba sebab dapat berpengaruh pada keselamatan dan menjadi salah satu penyebab kecelakaan, ini yang kita antisipasi," katanya.

Baca juga: Kemenhub fasilitasi "pulang basamo" warga Paninjauan se-Jabotabek

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah dan Mayolus Fajar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018