• Beranda
  • Berita
  • Wapres menyebut Jepang minta kesempatan investasi lebih besar

Wapres menyebut Jepang minta kesempatan investasi lebih besar

13 Juni 2018 06:19 WIB
Wapres menyebut Jepang minta kesempatan investasi lebih besar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan pers di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Rabu. (Fransiska Ninditya)

Tokyo (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Tokyo, Rabu, mengatakan Pemerintah Jepang meminta kesempatan lebih besar untuk berinvestasi di Indonesia dengan bekerja sama di bidang industri otomotif dan perdagangan.

"Tidak banyak sebenarnya (permintaan Jepang), hanya minta diberikan kesempatan yang lebih besar. Jadi mereka tetap memperbesar investasi di Indonesia, dan malah cenderung untuk menambah kelompok-kelompok investasi," kata Wapres Jusuf Kalla kepada Antara di Tokyo, Rabu.

Wapres Jusuf Kalla berada di Tokyo, Jepang, untuk menghadiri acara The 24th International Conference on the Future of Asia di Hotel Imperial Tokyo, Jepang sejak Senin (11/6) hingga Rabu (13/6).

Baca juga: Wapres hadiri pembukaan forum Nikkei di Tokyo

Dalam rangkaian acara tersebut, selain menyampaikan pidato, Wapres Kalla juga menerima sejumlah kunjungan kehormatan dari Deputi Perdana Menteri Vietnam Truong Hoa Binh, MUFG Bank, Marubeni Corporation, Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia (Japinda) dan Menteri Pembangunan Ekonomi, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Perdagangan dan Pertumbuhan Ekspor Selandia Baru David Parker.

Wapres JK mengatakan hampir semua relasi tersebut mengutarakan keinginannya untuk meningkatkan investasi dan memperluas jaringan bisnisnya di Indonesia.

MUFG Bank, lanjutnya, telah menawarkan diri untuk menggandeng usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia untuk mendukung industri kecil dan menengah di Tanah Air.

"Sebenarnya Jepang melihat kita dalam dua hal, yakni potensi pasar yang besar dan potensi tenaga kerja yang besar. Semuanya begitu keingingannya, meningkatkan investasi. Tidak ada yang menyampaikan keluhannya," jelasnya.

Pola pikir Pemerintah dan pengusaha swasta Jepang dalam berinvestasi mulai bergeser. Dahulu, investasi Jepang di Indonesia didasarkan sesuai dengan keinginan pemberi modal. Kini, investasi tersebut dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia.

"Bagi mereka itu investasi sesuai kebutuhan, tidak mensyaratkan apa-apa. Jadi terbalik pemikirannya, bukan 'saya butuh ini' tetapi 'apa yang dibutuhkan Indonesia'. Mereka sistemnya begitu," jelasnya.

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Menteri Parker, Wapres mengatakan bahwa Selandia Baru ingin menawarkan produk daging dan susu sapi ke Indonesia, untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Terkait akan hal itu, Wapres Kalla mempersilakan Selandia Baru untuk meningkatkan investasinya di bidang perdagangan hewan ternak dan olahannya, namun harus siap bersaing dengan negara-negara yang telah lebih dulu mengeskpor daging sapi ke Indonesia.

"Selandia Baru juga ingin meningkatkan perdagangan, contohnya mereka kan ada susu, daging sapi dan biri-biri. Mereka menawarkan pasar itu. Saya bilang ya 'silakan bersaing dengan Australia, Brasil dan India. jadi mereka harus bersaing," ujarnya.

Selain di bidang perdagangan produk hewan ternak, Selandia Baru juga menawarkan teknologi di bidang panas bumi atau geothermal.

Baca juga: Wapres: stabilitas politik, ekonomi Indonesia kunci ASEAN

Baca juga: Akhiri kunjungan di Tokyo, Wapres kembali ke Jakarta hari ini

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018