• Beranda
  • Berita
  • Taliban janjikan masa depan cerah jika AS tinggalkan Afghanistan

Taliban janjikan masa depan cerah jika AS tinggalkan Afghanistan

13 Juni 2018 17:11 WIB
Taliban janjikan masa depan cerah jika AS tinggalkan Afghanistan
Ilustrasi - Asap terlihat dari lokasi ledakan dan tembakan antara pasukan Taliban dan Afganistan di PD 6 di Kabul, Afganistan, Rabu (1/3/2017). (REUTERS/Mohammad Ismail/cfo/17)
Kabul (ANTARA News) - Taliban, dalam pernyataan menjelang akhir Ramadhan, mengatakan kepada Amerika Serikat untuk meninggalkan Afghanistan dan menjanjikan masa depan cerah jika mereka berkuasa.

Selain itu, Taliban menyatakan berhasil membebaskan sebagian besar wilayah di Afghanistan.

Taliban, yang secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata tiga hari semasa Idul Fitri, kecuali bagi tentara asing, juga mengecam pemindahan kantor kedutaan Amerika Serikat untuk Israel di Yerusalem.

Pemindahan tersebut menunjukkan sekali lagi kebencian mutlak Amerika Serikat terhadap Islam.

Pemimpin Taliban Sheikh Haibatullah Akhunzada mengatakan bahwa keselamatan warga Afghanistan bergantung pada kepergian "pasukan Amerika Serikat dan penjajah lain" dan kembali menyerukan perundingan dengan Amerika Serikat.

"Jika Amerika Serikat memang menginginkan perdamaian di Afghanistan, maka mereka harus secara langsung maju ke meja perundingan," kata Akhunzada, seperti dilansir Reuters.

"Kami juga memastikan masa depan cerah negara ini, dengan perdamaian dan kesejahteraan," kata dia.

Taliban selama ini berperang melawan pasukan Amerika Serikat dan NATO, yang bergabung dalam misi Resolute Support. Mereka juga mengangkat senjata untuk menggulingkan pemerintah sekarang dan kembali berkuasa, setelah dulu sempat digulingkan NATO pada 2001.

"Penjajah Amerika tidak pernah menahan diri dari melakukan tindakan keji hanya untuk menguasai negara kami. Mereka mengebom desa, kota, masjid, madrasah, membunuh warga tidak berdosa, dan menyiksa ribuan orang dalam penjara," kata Akhunzada.

Pasukan gabungan tidak membalas permintaan jawaban terhadap pernyataan Taliban ini.

Selama berkuasa lima tahun di Afghanistan, Taliban melarang bioskop, televisi, dan musik karena menganggap hiburan tersebut tidak sesuai dengan aturan agama. Mereka juga mewajibkan semua perempuan mengenakan penutup kepala.

Semua orang yang tidak mematuhi peraturan itu akan mendapatkan hukuman yang keras.

Namun, sejumlah pengamat mengatakan bahwa Taliban banyak melonggarkan aturan di wilayah kekuasaan mereka saat ini. Mereka membolehkan musik dan televisi, serta membiarkan siswi perempuan bersekolah sampai usia 11. Perempuan juga diizinkan memakai pakaian lebih bebas.

Akhunzada mengatakan bahwa Taliban telah memberi contoh perdamaian di wilayah kekuasaan mereka, demikian seperti dilaporkan Reuters.
 

Pewarta: GM Nur Lintang
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018