Mereka adalah Dr. Junaidi, Fikru Mafar M.IP, dan Iik Idayanti, M.Hum dengan dukungan dana hibah dari lembaga perpustakaan Kerajaan Inggris, "British Library", untuk kegiatan tersebut.
"Program digitalisasi naskah kuno ini sengaja kami persembahkan untuk?kemajuan kebudayaan di Provinsi Riau. Kami terus berupaya untuk mengangkat budaya Melayu ke dunia internasional," ungkap Junaidi yang juga Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Wilayah Riau, di Pekanbaru, Sabtu.
Fikru Mafar yang juga peneliti Unilak, menjelaskan proses hibah dari "British Library" diawali dengan pengumuman di situs resmi lembaga itu tentang dana hibah bidang digitalisasi naskah.
Sebanyak tiga peneliti Unilak itu kemudian mengajukan proposal. Pada akhir 2017 lembaga tersebut mengumumkan para penerimanya.
"Hibah diberikan untuk 24 peneliti dan lembaga di seluruh dunia dan Indonesia hanya dua yang menerima, salah satunya tiga Dosen Unilak," katanya.
Fikru menjelaskan bahwa di Riau banyak naskah Melayu kuno tersebar di masyarakat. Para peneliti Unilak tersebut melakukan penelitian di Kabupaten Kampar.
Naskah-naskah kuno yang telah berusia 200-300 tahun itu kemudian melalui proses digitalisasi, yang berlangsung mulai Oktober tahun lalu sampai April 2018.
"Alhamdulillah hasilnya telah selesai, hasilnya ini akan dilaporkan kepada `British Library` dan disimpan di sana, dan kita juga berkewajiban untuk menyimpan di universitas kemudian juga akan kita serahkan juga ke Dinas Kebudayaan dan Museum di Riau," ujar Fikru yang juga Wakil Dekan II FIB Unilak itu.
Selama proses digitalisasi, ketiga peneliti itu juga dibantu oleh Jefri dan Iswanto, untuk keluar masuk kampung mencari naskah Melayu kono yang tersebar di Kabupaten Kampar, seperti di Bangkinang dan Air Tiris.
"Dari penelusuran ini ternyata? Riau menyimpan banyak sekali naskah kuno dan budaya berupa tulisan tangan, seperti di Bangkinang, Air Tiris, Bukit Ranah. Naskah ini kebanyakan disimpan oleh masyarakat secara turun-temurun," katanya.
Baca juga: Naskah-naskah kuno Indonesia di Staatsbibliothek zu Berlin
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018