"Dugaan sementara api berasal kelalaian masyarakat yang melewati jalan umum di dalam kawasan TNRAW, yakni Jalan Poros Konsel-Bombana," kata Kepala Balai TNRAW Ali Bahri dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Senin.
Kebakaran tersebut terjadi pada H+1 hari raya Idul Fitri, Sabtu (16/06), pada Blok Hutan Rayu di wilayah Resort Langkowala SPTN Wilayah II, seluas lebih kurang 3,5 hektare (ha).
Untuk itu, ia mengatakan pelibatan masyarakat secara aktif seperti MPA dan MMP, dalam membantu meminimalisir karhutla di sepanjang perlintasan (jalan umum) tersebut, menjadi sangat penting dan perlu terus dikerjasamakan.
Menurut dia, upaya pencegahan ini akan terus dilakukan dan ditingkatkan selama cuti bersama, dan menjelang masuknya musim kemarau, khususnya pada ekosistem savana di kawasan TNRAW yang mudah terbakar. Hal ini untuk meminimalisir berbagai dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari kejadian karhutla.
Selama cuti bersama, Balai TNRAW dan SPTN Wilayah II melaksanakan tugas piket menjaga kawasan, berdasarkan Surat Kepala Balai TN Rawa Aopa Watumohai Nomor 285/T.22/TU/PEG/05/2018 tanggal 17 Mei 2018 perihal Data Petugas/Jadual Piket Hari Raya Idul Fitri 2018.
Kesiapsiagaan menghadapi ancaman bahaya kabakaran hutan dan lahan (karhutla) selama libur hari raya Idul Fitri, terus dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tidak terkecuali di kawasan konservasi.
Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya turun ke lapangan memantau penanganan karhutla. Pemantauan lewat udara dilakukan pada akhir pekan, atau hari kedua Idulfitri 1439 Hijriah, meliputi beberapa titik rawan karhutla di wilayah Sumatera.
Dalam beberapa hari terakhir, menurut Menteri LHK, Daops Manggala Agni intens melakukan pemadaman Karhutla di Aceh Selatan, dibantu Manggala Agni Daops Sibolangit. Sejumlah titik api di Ketapang, Kalimantan Barat, juga berhasil diatasi.
Tim udara sudah siaga di beberapa provinsi rawan, khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Per tanggal 16 Juni 2018, sudah ada 17 unit helikopter "water boombing" siaga di empat provinsi yang telah menetapkan status darurat.
Helikopter yang sudah siaga merupakan unit dari KLHK, BNPB, TNI AU dan pihak swasta lainnya. Adapun "water boombing" yang telah dilakukan, telah dijatuhkan sebanyak 6.874.400 liter air, diantaranya di Riau dan Sumatera Selatan.
Kegiatan hujan buatan atau TMC juga telah dilakukan sejak tanggal 16 Mei hingga 9 Juni 2018 oleh BPPT dengan total garam yang dijatuhkan sebanyak 32 ton di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, PALI dan OKI, Provinsi Sumatera Selatan.
Hingga 15 Juni 2018 tidak terdeteksi asap lintas batas. Sementara pada 16 Juni 2018 tidak terdeteksi adanya asap karhutla, sedangkan untuk kualitas udara dalam kategori baik hingga sedang.
Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018