Omzet pedagang kaki lima Malioboro meningkat

19 Juni 2018 19:07 WIB
Omzet pedagang kaki lima Malioboro meningkat
Dokumentasi Sejumlah wisatawan memilih barang dagangan yang di jual di sepanjang Jl. Malioboro, Yogyakarta, Kamis (1/9/2011). Para pedagang batik dan pernak-pernik lainnya di kawasan tersebut meraup keuntungan saat liburan lebaran karena banyaknya wisatawan yang berbelanja. (ANTARA/Noveradika)
Yogyakarta (ANTARA News) - Omzet para pedagang kaki lima yang membuka lapak di kawasan sentra wisata belanja Malioboro, Yogyakarta, mengalami peningkatan sejak H+1 hingga H+4 Lebaran 2018.

"Kalau dibandingkan hari biasa penjualan naik 80 persen," kata Ana, pedagang pakaian aneka batik di Malioboro, Yogyakarta, Selasa.

Ana yang selama Lebaran menjual dagangannya mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB itu rata-rata menjual dagangannya mencapai 72 potong per hari dari biasanya 40 potong per hari.

Meski demikian, menurut Ana, apabila dibandingkan Lebaran 2017, omzet penjualan Lebaran tahun ini cenderung mengalami penurunan. Lebaran tahun lalu, menurut dia, penjualan bisa mencapai empat kali lipat.

"Tahun lalu ramai sekali, bahkan sampai jam 03.00 (dini hari) pembeli masih banyak. Sekarang jam 12 malam sudah sepi," kata dia yang menjual aneka batik mulai motif Yogyakarta, Solo, hingga Pekalongan dengan harga mulai Rp35.000 hingga Rp90.000 per potong.

Sementara itu, salah satu penjual makanan di trotoar sisi timur Malioboro, Triyanto mengaku mampu meraup penjualan hingga 100 persen dibandingkan hari biasa dengan harga penjualan yang rata-rata dinaikkan Rp1.000 per porsi.

Penataan kawasan pedestrian Malioboro oleh Pemda DIY juga dinilai menjadi salah satu faktor pendorong lonjakan penjualannya dibandingkan Lebaran tahun lalu.

"Ya gambarannya kalau (lebaran) tahun lalu bisa menjual 50 porsi, sekarang bisa sampai 100 porsi per hari," kata Pemilik warung tenda "Aulia" yang menjual ayam penyet serta bakso dan mie ayam ini.

Selain para pedagang kaki lima, para kusir andong atau kereta kuda khas Yogyakarta, juga turut menikmati keuntungan dari ramainya kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro.

Salah satu kusir andong, Joko mengaku dari biasanya hanya memperoleh satu hingga dua rombongan penumpang, selama Lebaran bisa mencapai empat hingga lima rombongan penumpang. Karena lalu lintas cukup padat, selama Lebaran ia menaikkan tarif Rp200.000 sekali putaran dari biasanya Rp100.000.

"Karena ini macet, waktu tempuh juga lama maka tarif kami naikkan dari biasanya," kata Joko.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018