• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah hentikan sementara operasional angkutan Simanindo-Tigaras Sumut

Pemerintah hentikan sementara operasional angkutan Simanindo-Tigaras Sumut

20 Juni 2018 00:17 WIB
Pemerintah hentikan sementara operasional angkutan Simanindo-Tigaras Sumut
Penumpang KM Sinar Bangun yang selamat dan sempat mendapatkan perawatan (kiri) dibantu anggota keluarganya saat tiba di posko Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6/2018). KM Sinar Bangun yang mengangkut 128 penumpang, tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6/2018) sore. Sebanyak 18 penumpang selamat, satu penumpang tewas, dan 109 penumpang lainnya masih dalam proses pencarian. (ANTARA FOTO/Lazuardy Fahmi)

Kita tidak tahu bagaimana arus di bawah danau karena di dalamnya banyak palung. Belum lagi angin cukup kuat karena dikelilingi bukit."

Medan (ANTARA News) - Pemerintah menghentikan sementara operasional angkutan dari Simanindo ke Tigaras dan sebaliknya setelah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumut.

Bupati Samosir, Rapidin Simbolon di Simalungun, Selasa, menyebutkan penghentian operasional penyeberangan dari Simanindo-Tigaras dan sebaliknya belum dipastikan sampai kapan.

"Penghentian operasional angkutan air itu dihentikan hingga ada konfirmasi lebih lanjut termasuk terkait dengan perkembangan terbaru dari korban yang belum ditemukan," ujarnya.

Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Sumut, Hj R Sabrina yang mendatangi dua titik posko di Tigaras Kabupaten Simalungun dan Simanindo Kabupaten Samosir, berharap tim SAR segera menemukan korban hilang.

Sabrina menyebutkan musibah kapal tenggelam yang untuk sementara mengakibatkan satu orang meninggal dunia, 18 orang luka dan 104 masih belum ditemukan itu merupakan duka mendalam bagi Sumut di Idul Fitri 1439 Hijriah.

"Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Sumut, saya menyampaikan duka yang mendalam atas musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun dan berharap tim SAR segera menemukan korban hilang," ujar Sabrina.

Ia juga meminta semua pihak terkait ikut mendorong kesadaran bersama pentingnya keselamatan dalam pelayaran.

Standarisasi keselamatan seperti pelampung, merupakan keharusan.

"Tanpa alasan apapun, keamanan harus jadi prioritas," ujar Sabrina.

Menurut dia, selain pembelajaran terhadap standarisasi penyelamatan pelayaran, seluruh pihak juga harus mempelajari bahwa Danau Toba sebagai satu danau terbesar dunia, punya keunikan tersendiri.

Hal ini, katanya, karena luasnya sudah mirip seperti laut dengan ombak besar dan angin kencang.

"Kita tidak tahu bagaimana arus di bawah danau karena di dalamnya banyak palung. Belum lagi angin cukup kuat karena dikelilingi bukit," ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat hanya mempercayai laporan resmi dari pemerintah soal jumlah korban kecelakaan itu.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018