Seperti yang terlihat pada Sabtu, mereka berlomba untuk membantu korban banjir yang terjadi di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, pada Jumat pagi, 22 Juni 2018 itu.
Aksi yang mereka lakukan antara lain, menjadi relawan untuk membantu proses pembersihan sisa lumpur pasir, menyalurkan logistik sampai menjadi juru masak di dapur umum.
Barisan relawan tampak hadir mulai Jumat sore dan seiring waktu terus bertambah. Mulai dari aktivis Pimpinan Cabang Nadlatul Ulama Banyuwangi, DPD Muhammadiyah Banyuwangi, KAHMI, Tagana, Pramuka, Senkom, warganet, dan belasan elemen masyarakat lainnya yang bahu membahu secara sporadis membersihkan sisa lumpur.
"Sejak sore hari kami telah membuka posko. Menyalurkan nasi bungkus dan air minum. Pada malam harinya, baru kami datangkan relawan untuk membersihkan sisa lumpur," ujar koordinator relawan dari PCNU Banyuwangi H. Muhammad Yamin.
Yamin menambahkan, saat ini secara bertahap barisan relawan dari keluarga besar NU terus digerakkan, seperti dari Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) untuk menggalang bantuan serta Banser, Ansor dan Pelajar Nahdlatul Ulama juga dikerahkan untuk membantu proses pembersihan.
"Semua elemen NU, mulai dari badan otonom dan MWC NU terdekat kami jadwalkan untuk mengerahkan anggotanya guna membantu. Bisa berupa tenaga, bahan pangan, pakaian maupun uang tunai," ujarYamin.
Selain imbauan secara struktural lewat organisasi tertentu, barisan relawan juga digerakkan melalui media sosial. Salah satu inisiatornya adalah Surya Martha dari Karangtaruna Singojuruh. Melalui pesan berantai, ia mengundang para relawan untuk turun tangan membantu membersihkan lumpur pasir.
"Alhamdulillah, responsnya sangat tinggi. Banyak anak muda, baik komunitas maupun perorangan yang bergabung menjadi relawan. Mereka berinisiatif membersihkan bagian masing-masing, juga membawa bermacam-macam peralatan untuk membersihkan sisa material banjir," ujarnya.
Relawan di dapur umum juga tak kalah ramainya. Dapur umum yang dibuka oleh Dinas Sosial tersebut dipenuhi oleh relawan yang didominasi oleh kalangan perempuan. Setiap harinya, mereka harus menyediakan sekitar 4.500 porsi nasi untuk warga yang menjadi korban banjir.
"Sekali masak kami menyiapkan 1.500 bungkus. Seharinya, kami masak sampai tiga kali," ujar salah satu relawan di dapur umum bernama Rifai.
Tak hanya itu, karyawan Pemkab Banyuwangi juga tidak ketinggalan. Mereka mwngumpulkan berbagai bantuan, mulai beras, lauk pauk, hingga bantuan untuk rehabilitasi rumah. Mereka juga tampak turun langsung berbaur dengan relawan membersihkan rumah warga dan lokasi terdampak.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi antusiasme bantuan maupun kedatangan para relawan. Kehadiran relawan tersebut, menurut dia, sangat membantu meringankan beban kerja aparat maupun warga yang bekerja membersihkan sisa lumpur yang ketebalannya bervariasi dari 20 - 120 CM tersebut.
"Terima kasih, ini sangat membantu. Publikasi di media sosial menjadi penggerak yang cukup penting untuk mengerahkan relawan datang ke sini," ujar Anas.
Anas juga berpesan setiap relawan harus terkoordinir dalam satu komando. Sehingga kerjanya bisa berlangsung secara teratur dan efektif.
"Ke depannya kita harapkan semua relawan dapat dikoordinir langsung oleh BPBD. Sehingga kinerjanya bisa semakin efektif dan meminimalisir kesalahan prosedural," katanya.
Selain dari relawan umum, juga terdapat relawan dari BPBD, Satpol PP, Dinas Sosial, TNI, dan Kepolisian. Masing-masing kecamatan juga diminta untuk mengirimkan relawan.
"Tiap kecamatan kami perintahkan untuk mengirimkan relawan. Jumlahnya tergantung jumlah desanya. Satu desa, tiga sampai empat orang," kata Anas.
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018