Studi terbaru dalam jurnal Royal Society Open Science menunjukkan bahwa orang yang tinggal di wilayah yang lebih tinggi mungkin memiliki segmen lengan bawah yang relatif lebih pendek.
Namun, peneliti menemukan bahwa panjang lengan dan tangan bagian atas mereka hampir mirip dengan orang yang berasal dari ketinggian lebih rendah.
Kadar oksigen lebih rendah pada kawasan yang lebih tinggi yang dapat mengurangi efisiensi konversi makanan menjadi energi dalam tubuh individu sehingga energi yang tersedia untuk pertumbuhan relatif terbatas.
Baca juga: Perempuan, hati-hati mencangklong tas berat
Hidup di tempat yang lebih tinggi terbukti cukup menantang salah satunya ditandai dengan pertumbuhan tanaman relatif buruk sehingga membuat makanan menjadi langka.
Sementara itu, energi yang tersedia sangat terbatas untuk pertumbuhan karena tingkat oksigen topografi yang lebih rendah sehingga konversi makanan menjadi energi tidak teratur.
Baca juga: Otot tulang belakang astronaut susut setelah berbulan-bulan di antariksa
“Temuan kami sangat menarik karena menunjukkan bahwa tubuh manusia memprioritaskan segmen mana yang tumbuh ketika ada energi terbatas yang tersedia untuk pertumbuhan, misalnya lengan bawah, ”kata penulis utama studi, Stephanie Payne dari Universitas Cambridge.
"Tubuh dapat memprioritaskan pertumbuhan tangan karena organ ini penting untuk ketangkasan manual, sementara panjang lengan atas sangat penting untuk kekuatan," tambah Payne seperti dilansir Indian Express.
Untuk keperluan studi, peneliti memeriksa lebih dari 250 individu yang termasuk dalam populasi Sherpa Himalaya. Peneliti lalu membandingkan data tersebut dengan kelompok-kelompok masyarakat Tibet yang secara genetis mirip yang hidup di dataran rendah Nepal.
Baca juga: Sering pegal? bisa jadi sinyal bahaya
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018