• Beranda
  • Berita
  • Ratusan orangutan telah diselamatkan dari kerja sama BKSDA-BOS

Ratusan orangutan telah diselamatkan dari kerja sama BKSDA-BOS

25 Juni 2018 17:50 WIB
Ratusan orangutan telah diselamatkan dari kerja sama BKSDA-BOS
Pelepasliaran Orangutan Di Pulau Salat Kalteng Seekor Orangutan (Pongo pygmaeus) keluar dari kandangnya saat pelepasliaran di Pulau Badak Kecil, Kawasan Pulau Salat, Desa Pilang, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (3/11/2016). Yayasan BOS bekerjasama dengan PT. Sawit Sumbermas Sarana, BKSDA Kalteng, serta masyarakat Desa Pilang melepasliarkan 12 ekor Orangutan di kawasan tersebut yang dinilai memiliki daya dukung ideal untuk keberlangsungan hidup Orangutan. (ANTARA /Yudhi Mahatma)
Samarinda (ANTARA News) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur mengatakan, kerja sama antara pihaknya dengan Yayasan BOS yang selama ini dilakukan, mampu menyelamatkan ratusan orangutan.

"Berkat kerja sama ini, kami berhasil menyelamatkan ratusan orangutan dan membantu mengembalikan hampir seratus orangutan ke hutan alaminya," ujar Kepala BKSDA Provinsi Kaltim Sunandar Trigunajasa N di Samarinda, Senin.

Hal itu dikatakan Sunandar ketika menerima kunjungan manajemen Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja di kantornya. Tim Yayasan BOS singgah di Samarinda dengan mengangkut lima orangutan yang akan dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen, Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

Menurutnya, kerja sama antara BKSDA Kaltim dan Yayasan BOS ini untuk menyelamatkan dan mengirimkan orangutan kembali ke habitat alami mereka. Bahkan kerja sama ini melibatkan sejumlah entitas bisnis yang umumnya tidak banyak berdiri di garda depan dalam upaya konservasi.

Ia menyatakan bahwa kerja sama ini sangat penting, sehingga bisa direplikasi dan dikembangkan oleh para pemangku kepentingan lain.

Ia mengaku masih menerima laporan banyak hewan liar terutama yang dilindungi seperti orangutan yang dipelihara anggota masyarakat. Di sinilah banyak pihak bisa membantu dengan cara melaporkan kepada kami agar kami bisa menyelamatkan mereka.

"Masyarakat harus segera menghentikan upaya memburu, menangkap, membunuh, atau memelihara hewan seperti orangutan, lutung atau rangkok karena mereka dilindungi undang-undang. Mari kita jaga hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite menjelaskan bahwa lima orangutan yang dilepasliarkan ini terdiri atas satu jantan bernama Julien (7) dan 4 betina yaitu Erina (8), Cheryl (7), Nicola (13), dan Choki (7).

Sementara Aldrianto Priadjati, Direktur Konservasi PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) mengatakan, dari hasil kerja sama dengan Yayasan BOS sampai hari ini RHOI telah melaksanakan 16 kali pelepasliaran orangutan di Hutan Kehje Sewen.

"Kami melakukannya pertama kali di tahun 2012. Kini Kehje Sewen telah menampung 91 orangutan, ditambah beberapa bayi yang lahir di hutan tersebut selama ini," ucapnya.

Survei awal pihaknya di hutan itu menyatakan bahwa Kehje Sewen dapat menampung sekitar 150 orangutan. Ini berarti pihaknya masih punya kesempatan untuk melepasliarkan sekitar 60 sampai 70 orangutan lagi.

"Sementara itu, masih ada lebih dari 100 orangutan yang berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan di Samboja Lestari menanti giliran dilepas. Ini tugas berat kita semua untuk mengupayakan hutan tempat pelepasliaran orangutan atau suaka bagi orangutan yang tidak memiliki kemampuan hidup liar, dalam kerangka izin Restorasi Ekosistem di Kaltim," tuturnya.

Baca juga: Lima orangutan dilepasliarkan di hutan Kutai Timur

Baca juga: Puan si orangutan tertua di dunia mati


Baca juga: Hari Pendidikan, Yayasan BOS lepasliarkan enam Orangutan ke Hutan Kehje Sewen

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018