KPU: Informasi angka golput tinggi adalah hoaks

28 Juni 2018 18:18 WIB
KPU: Informasi angka golput tinggi adalah hoaks
KPU (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Samarinda (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa beredarnya kabar tentang tingginya warga tidak memilih atau golput yang banyak beredar di media sosial, merupakan kabar bohong alias hoaks.

"Hoaks itu, isu yang berkembang di medsos itu bohong dan membesar-besarkan. KPU di kabupaten/kota dan Kaltim hingga saat ini masih menghitung, jadi belum bisa memastikan tingkat golputnya," ujar Sekretaris KPU Kaltim Syarifudin Rusli di Samarinda, Kamis.

Ia menuturkan bahwa selama ini KPU Kaltim bersama kabupaten/kota telah bekerja maksimal demi menyukseskan Pilgub Kaltim, sehingga diyakini target pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebesar 77,5 persen bakal terpenuhi.

Sedangkan kabar disertai data yang berkembang di medsos dan menyebutkan jumlah pemilih rendah, sementara jumlah golput tinggi, ia menyatakan kabar itu tidak benar sehingga pihaknya tidak bisa menerima kabar itu.

Ketika disodorkan tentang data dari KPU RI yang juga menyebutkan bahwa jumlah golput tinggi, ia menyatakan bahwa jumlah dan data itu belum semunya masuk sehingga belum bisa dijadikan rujukan.

"Kami menjadwalkan pleno dengan KPU kabupaten/kota di kisaran tanggal 5-7 Juli. Kita tunggu saja hasil riilnya dari laporan masing-masing daerah ini. Untuk sekarang jangan menyimpulkan dulu karena data belum 100 persen masuk," ucapnya.

Ia mengakui bahwa dalam tiap pemilu memang selalu ada yang golput karena ada beberapa oknum masyarakat yang mungkin tidak peduli, atau ada juga yang ingin menyalurkan suaranya tetapi karena ada beberapa alasan, sehingga ada yang tidak bisa datang ke TPS.

Menurutnya, kemungkinan pemilih yang golput kali ini karena ada beberapa hal, seperti ada penggemar sepak bola yang nonton Piala Dunia sampai subuh, sehingga di siang harinya mereka ketiduran dan tidak menyalurkan suaranya.

Kemudian bisa juga karena hujan yang merata sehingga warga merasa enggan datang ke TPS, termasuk masih adanya warga Kaltim yang setelah mudik Lebaran di lokasi kelahirannya, namun hingga hari pencoblosan belum kembali ke Kaltim.

"Kita tidak bisa melarang orang yang nonton bola dan tidur sampai untuk dipaksa ke TPS. Hujan juga tidak bisa kita cegah karena itu bukan kehendak manusia. Kami di KPU sudah berupaya optimal menyuksekan Pilkada Kaltim dan mengajak masyarakat berpartisipasi," ucap Syarifudin.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018