Keterangan dari KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan pada kesempatan itu Dubes Sujamiko juga menyerahkan bantuan sebesar 800 ringgit Brunei (Rp10 juta) kepada para korban yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Subang, Sukabumi, Puworkerto, Trenggalek, Blitar dan Kediri.
Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu dinihari (13 Juni 2018), dua hari menjelang hari raya Idul Fitri 1439 H. Musibah itu merusak asrama pegawai Swee Sdn Bhd, sebuah perusahaan pembuat aspal dan semen.
Sebanyak 44 pekerja dari berbagai bangsa termasuk Indonesia, Thailand, Myanmar dan Bangladesh menjadi korban dalam kejadian itu.
Kebakaran tersebut tidak hanya meluluhlantakkan asrama tapi juga menghanguskan 11 unit mobil milik para pegawai dan barang-barang pribadi milik karyawan.
"Yang penting semuanya selamat," ujar Dubes Sujatmiko kepada para TKI korban kebakaran saat meninjau lokasi perusahaan.
Ditambahkan, KBRI akan terus memantau keadaan para korban, termasuk memantau kompensasi yang diberikan perusahaan.
"Kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan KBRI," kata Edi, salah seorang korban, seraya menyampaikan rasa harunya karena Dubes Sujatmiko mengunjungi para korban.
Edi asal Subang juga mengatakan perusahaan telah memberikan kompensasi kepada para korban dan menyediakan asrama baru untuk para karyawannya tempati.
Jason Chin, wakil dari Swee Sdn Bhd mengatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab dengan memberikan kompensasi dan mamastikan gaji para korban sudah dibayarkan.
Saat ini KBRI Bandar Seri Begawan memberikan pendampingan bagi para korban baik dalam pengurusan dokumen-dokumen yang terbakar maupun dukungan secara moril. KBRI juga masih mengkoordinasi penggalangan bantuan baik dalam bentuk uang maupun barang-barang untuk meringankan beban para korban.
Upaya KBRI ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo seperti yang tertuangndalam Nawacita, yaitu KBRI akan terus memberikan layanan kepada semua WNI di manapun berada, apalagi yang sedang tertimpa musibah.
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018