Darmin sambut baik kenaikan suku bunga acuan

29 Juni 2018 17:40 WIB
Darmin sambut baik kenaikan suku bunga acuan
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik kenaikan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate", hingga 50 basis poin menjadi 5,25 persen, sebagai langkah antisipasi untuk membendung tekanan global.

"Kalau soal harus naik, semua orang sudah tahu. Tidak ada cara lain. Tidak naik, ketinggalan. Orang lain naik, itu akan membuat capital flight. Kami sambut apa yang dilakukan BI," kata Darmin di Jakarta, Jumat.

Darmin menyakini kenaikan suku bunga acuan tersebut untuk merespon berbagai perkembangan dunia saat ini mulai dari kenaikan suku bunga The Fed, potensi perang dagang dan kondisi geopolitik terkini.

Berbagai tekanan global tersebut telah menjadi alasan terjadinya perlemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maupun penurunan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa minggu terakhir.

Meski demikian, ia mengharapkan kenaikan suku bunga acuan ini tidak langsung disertai oleh penyesuaian tingkat bunga kredit di perbankan agar tidak memberatkan kegiatan usaha di sektor riil yang selama ini menjadi pendukung utama perekonomian.

"Sebenarnya ini tidak mudah, tapi OJK sebenarnya bisa mendorong agar jangan buru-buru menaikkan bunga kredit. Kurangi sedikit margin bunga kredit. Walaupun itu tidak bisa dipaksa-paksa, karena itu banknya dia," ujar mantan Gubernur BI ini.

Darmin menilai pemerintah juga telah berupaya untuk mengatasi ancaman gejolak eksternal tersebut melalui perbaikan defisit neraca transaksi berjalan yang selama ini menjadi penyebab domestik terjadinya perlemahan rupiah.

Salah satu upaya itu adalah dengan memperbaiki daya saing usaha dan memperkuat sektor investasi, terutama dalam bidang ekspor yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perdagangan internasional.

"Terutama kemudahan perizinan supaya investasi banyak yang masuk. Syukur-syukur investasinya di bidang yang melakukan ekspor, karena selama dua tiga tahun ini, investasi masuk lebih banyak yang menjual ke dalam," ujarnya.

Baca juga: BI naikkan bunga acuan hingga 50 bps

Baca juga: Bank Indonesia: Kenaikan 50 bps pulihkan kepercayaan investor

Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018