Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Barat, Adi Yunanda di Meulaboh, Sabtu, mengatakan, keberadaan satwa dilindungi tersebut sudah diketahui dua hari terakhir dan masih dalam proses upaya mengusir atau menghalau satwa itu.
"Tim dari DLHK bersama pihak terakait sudah turun melakukan pengecekan, pertama untuk melihat kawasan yang didatangi gajah-gajah tersebut. Di Aceh Barat ada gajah jinak CRU, nanti akan mencari cara, bagaimana penanganan satwa itu," katanya.
Ia menyampaikan, luasan area kebun yang dirusak itu tidak begitu jauh dari permukiman masyarakat.
Ia menambahkan belum bisa dikatakan satwa itu mengamuk dan masuk permukiman penduduk, karena di sana merupakan lintasan satwa itu.
Lokasi yang dilaporkan didatangi satwa yang diberi gelar dalam bahasa Aceh "Tengku Rayeuk" itu, seperti wilayah Desa Sibintang, Kecamatan Panton Reu, kemudian wilayah Desa Puloe Tengoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.
Sementara keberadaan Consevation Response Unit (CRU) Alu Kuyun, berada di Kecamatan Woyla Timur, lokasi tempat gajah-gajah jinak tersebut hanya berjarak sekitar 5 hingga 6 kilometer dari kawasan perkebunan warga yang diamuk kawanan gajah itu.
"Diperkirakan mereka (kawanan gajah) berjumlah sembilan ekor, sebenarnya bukan mengamuk, tapi sambil jalan gajah-gajah itu kan mencari makan. Maka pohon sawit, pinang, pucuk pohon itu di makan dan batangnya pasti rusak," lanjut Kabid Kawasan Konservasi Lingkungan (KKL) DLHK Aceh Barat, Bos Ariadi Muis.
Tim CRU Alu Kuyun yang turun pada Sabtu, (30/6) siang berhasil mengusir kawanan gajah dari kawasan Sibintang, sehingga tidak terlihat lagi kawanan indukan dan anakan gajah di kawasan setempat pada siang hari.
Walaupun saat proses pengusiran diguyur hujan di kawasan perbukitan pedalaman Aceh Barat itu, namun tim CRU turun dengan membawa gajah jinak untuk memastikan gajah-gajah itu meninggalkan kawasan permukiman setempat.
"Dibilang mengamuk tidak juga, sebab itu memang jalur lintasan, sambil berjalan dia mencari makanan dan yang terdekat ditemukan adalah kebun sawit warga. Jadi daun muda atau pucuknya itu yang di makan, batangnya pasti dirusak," jelasnya.
Menurut perkiraan tim yang turun, kawanan gajah tersebut hanya berjumlah sembilan ekor, walaupun ada dua lokasi yang dilaporkan mendapat ngangguan gajah itu, namun kemungkinan besar adalah masih gajah yang sama.
Gajah tersebut hanya turun mencari makanan di kebuh warga pada saat malam hari, atau sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, saat di usir dari Desa Sibintang, kemudian kawanan gajah berpindah ke Desa Puloe Tengoh, Aceh Barat.
Baca juga: Gajah Rusak Rumah dan Kebun di Pidie
Baca juga: Gajah Rusak Gubuk Petani di Aceh Selatan
Pewarta: Anwar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018