Pencarian KM Sinar Bangun andalkan jaring pukat

1 Juli 2018 12:33 WIB
Pencarian KM Sinar Bangun andalkan jaring pukat
Warga melakukan ritual doa di dermaga Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (30/6/2018). Prosesi tersebut bertujuan agar ratusan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun bisa segera ditemukan dan segera dievakuasi. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Simalungun, Sumut (ANTARA News) - Pencarian KM Sinar Bangun pada hari ke 14, Minggu, dilakukan dengan mengandalkan trawl atau jaring pukat.

Alat tradisional itu dipasang di dua unit kapal penyeberangan feri KMP Sumut I dan II ke lokasi temuan gambar bangkai kapal.

Sementara robot ROV milik Basarnas serta Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang tersangkut di dalam perairan, "diistirahatkan" untuk perbaikan.

Direktur Operasional Basarnas, Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan mendatangkan robot sejenis ROV yang juga berkemampuan mengangkat benda.

Alat itu nantinya diupayakan mengangkat jasad para korban yang berada di dasar danau di kedalaman 455 meter.

Sementara, Pemerintah Kabupaten Simalungun menggagas dan memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban di Pamatang Raya.

Bupati Simalungun, JR Saragih memprediksi, proses evakuasi berisiko pada ketidak-utuhan jasad korban.

Sementara itu, aktivitas di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun yang menjadi posko utama tidak seramai dan sesibuk seperti biasanya.

Kelompok orang yang berada di area pelabuhan didominasi warga yang memanfaatkan waktu libur untuk menyaksikan proses pencarian.

 

Pewarta: Warsito
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018