"Bandara aman karena abu vulkanik mengarah ke barat," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar.
Menurut dia, penerbangan masih sesuai jadwal dan masih beroperasi normal, meski ada erupsi susulan di gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pukul 06.19 WITA terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 47 detik," kata Kepala PVMBG Kasbani.
Kasbani menuturkan erupsi susulan terjadi pada pukul 06.41 WITA dan 06.55 WITA dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi kurang lebih 1.000 meter di atas puncak dan kurang lebih 700 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Kedua erupsi susulan itu, lanjut Kasbani, terekam di seismogram masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm dengan durasi kurang lebih 2 menit 11 detik dan 2 menit 38 detik.
Berbeda dengan erupsi sebelumnya pada Rabu (27/6) sekitar pukul 22.21 WITA, Gunung Agung erupsi dengan mengeluarkan gas dan abu tipis yang terjadi terus menerus.
Kondisi itu mengakibatkan Bandara Ngurah Rai ditutup sementara karena ruang udara tertutupi sebaran abu vulkanik pada Jumat (29/6) mulai pukul 03.00 hingga dibuka kembali pukul 14.30 WITA.
Akibat penutupan sementara yang berlangsung selama sekitar 11,5 jam itu sebanyak 318 penerbangan dengan total 26.862 penumpang yang terkena dampak atau batal berangkat.
Jumlah itu terdiri dari 203 penerbangan domestik dengan 13.958 penumpang dan 115 penerbangan internasional dengan penumpang 12.904 penumpang.
Saat ini, Gunung Agung berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat hingga wisatawan tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak.
"Zona perkiraan bahaya, sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan terbaru di gunung yang disucikan umat Hindu itu," katanya.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai sudah beroperasi normal
Baca juga: Menpar sambut baik bandara Ngurah Rai dibuka kembali
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018