"Kami menerima notice to airmen (notam) dari Kantor Direktorat Navigasi Penerbangan untuk penutupan Bandara Notohadinegoro hari ini hingga 10.00 WIB, namun kemudian diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Notohadinegoro Edy Purnomo di Kabupaten Jember, Selasa.
Menurut dia, hujan abu vulkanik Gunung Agung tersebut sempat mengguyur di sekitar Bandara Notohadinegoro Jember, sehingga terlihat sejumlah kaca mobil yang diparkir di area bandara dipenuhi abu.
"Pihak Bandara Notohadinegoro masih menunggu perkembangan, apakah penutupan bandara tersebut akan diperpanjang hingga keesokan harinya atau tidak terkait dengan perkembangan terbaru aktivitas Gunung Agung," ujarnya.
Ia menjelaskan penutupan bandara hingga sore hari tersebut menyebabkan dua pesawat komersial batal beroperasi di Bandara Notohadinegoro Jember yakni Garuda Indonesia dan Wings Air dengan rute Jember-Surabaya PP.
Sementara Asisten Manajemen of Maintenance Facility Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi Andry Lesmana mengatakan penutupan Bandara Banyuwangi pada Selasa hingga pukul 09.00 WIB dan diperpanjang lagi.
"Kami mendapat informasi terbaru bahwa penutupan Bandara Banyuwangi diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB sesuai Notam C7024/18 sebagai dampak erupsi Gunung Agung," katanya.
Perpanjangan penutupan kedua bandara tersebut dilakukan setelah melihat perkembangan sebaran abu vulkanik dan arah angin karena observasi dilakukan secara terus menerus dengan sejumlah pihak penerbangan yang berkompeten.
Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.031 meter dari permukaan laut kembali erupsi strombolian atau melontarkan lava pijar yang didahului dengan suara ledakan keras pada Senin (2/7) pukul 21.04 WITA.
PVMBG Kementerian ESDM melaporkan ketinggian kolom abu mencapai sekitar dua kilometer dan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih tujuh menit 21 detik.
Baca juga: Bandara Jember kembali beroperasi normal
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018