Sejak Selasa pagi, terlihat personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mulai mengangkut perahu karetnya dari perairan Danau Toba dan dinaikkan ke truk.
Namun di Pelabuhan Tigasras yang menjadi posko utama pencarian belum terlalu menonjol aksi berkemasnya karena masih menggelar doa bersama, tabur bunga, dan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun.
Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, dari pertemuan yang difasilitasi Pemkab Simalungun pada Minggu (1/7), keluarga korban sudah mengikhlaskan pemberhentian proses pencarian tersebut.
Namun, kata Budiwan menjelskan, penutupan proses pencarian KM Sinar Bangun tersebut hanya untuk operasi di tingkat nasional.
Sedangkan untuk tingkat lokal, proses pencarian masih tetap dilakukan dengan pemantauan secara berkesinambung terhadap perairan Danau Toba.
SAR Posko Parapat akan terus memantau permukaan Danau Toba guna mengetahui kemungkinan adanya jasad penumpang KM Sinar Bangun yang muncul ke permukaan.
"Ada kapal 412 dan LCR yang terus melakukan patroli," katanya.
Jika menemukan adanya jasad yang muncul ke permukaan atau informasi dari masyarakat, personel SAR akan turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Pada masa penutupan proses pencarian itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun yang difasilitasi Pemkab Simalungun.
Di momumen tersebut, akan dicantunkan nama 164 penumpang KM SInar Bangun yang tenggelam dan belum berhasil ditemukan.
"Semacam monumen tsunami Aceh, itu akan dilakukan pemda," ujar Budiawan.
Sebelumnya, kapal kayu KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6), sekitar pukul 17.30 WIB.
Dalam proses pencarian, tim gabungan telah menemukan 21 korban selamat dan tiga korban tewas.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018