Keluarga korban KM Sinar Bangun pingsan

3 Juli 2018 12:31 WIB
Keluarga korban KM Sinar Bangun  pingsan
Dokumetasi waga bersiap melemparkan bunga dalam prosesi tabur bunga untuk korban tenggelam KM Sinar Bangun di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (2/7/2018). Operasi SAR gabungan pencarian korban KM Sinar Bangun akan selesai pada Selasa, 3 Juli 2018. Sementara itu 164 korban masih dinyatakan hilang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Simalungun, Sumatera Utara (ANTARA News) - Lima anggota keluarga korban jatuh pingsan saat mengikuti kebaktian dan doa bersama di tepi Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa.

Doa itu dipanjatkan demi para korban kecelakaan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, pada 18 Juni lalu, dan sampai saat ini bangkai kapal belum ditemukan dengan dugaan puluhan korban terjebak di dalamnya.

Anggota keluarga yang pingsan itu dibawa ke posko kesehatan dan diberi perawatan, yaitu bantuan oksigen serta dibimbing untuk bernapas secara normal.

Setelah sadar dan mulai normal, mereka bergabung lagi dengan keluarga untuk meneruskan kebaktian.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Jan Purba, mengatakan, keluarga yang pingsan itu karena tidak bisa menguasai emosinya dan masih mengalami keterkejutan.

Namun bisa juga karena mereka belum mengkonsumsi makanan sehingga lemah dan berdampak pada kesehatan tubuh. "Kegiatan ini sarat dengan emosi, perlu stamina yang kuat," katanya.

Pemerintah Kabupaten Simalungun menggagas doa bersama dan tabur bunga bagi keluarga korban kapal yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Monumen juga dibangun untuk mengenang peristiwa itu dan sebagai pengingat untuk mengedepankan keselamatan.

KM Sinar Bangun 6 tenggelam di perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 pukul 17.10 Wib, 18 penumpang selamat, tiga meninggal, 164 belum ditemukan.

Nakhoda atau juru mudi beserta dua awak kapal juga selamat pada peristiwa itu dan menjadi tersangka atas penyebab musibah mematikan itu.

Pewarta: Warsito
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018