Bagaimana tidak, Griezmann, menyebut Uruguay sebagai negara keduanya, ia penggemar berat salah satu klub Uruguay, Penarol, dan bahkan putrinya berayah baptis kapten Uruguay saat ini, Diego Godin.
Kisah kecintaan Griezmann terhadap Uruguay tumbuh sejak ia masih membela Real Sociedad yang kala itu ditukangi Martin Lasarte, pelatih asal Uruguay.
Di Sociedad ia bertemu dengan Carlos Bueno, yang membuat Griezmann jatuh cinta terhadap mate yakni minuman sejenis air infusi teh yang populer di Amerika Selatan, yang hingga kini hampir tak lepas dari tangan Griezmann setiap ia muncul di hadapan publik.
Bueno pula yang mengenalkan Griezmann kepada Penarol, bahkan penyerang Prancis itu menjelma menjadi penggemar berat klub tersebut dan tak pernah melewatkan satu pun pertandingannya serta hapal di luar kepala yel-yel suporternya.
"Saya selalu memiliki setidaknya satu atau dua pemain Uruguay di klub saya," kata Griezmann yang juga bergaul dengan Diego Ifran di Sociedad serta bertemu Christian Rodriguez di Atletico Madrid, tempat ia mematri pertemanan dekat dengan Jose Gimenez dan Godin.
"Diego adalah teman yang baik. Saya selalu bersamanya setiap hari, di dalam maupun di luar lapangan, itulah kenapa ia ayah baptis putri saya. Ia yang membuat saya bergabung dengan klub (Atletico Madrid)," akunya.
Godin juga mengakui kecintaan Griezmann terhadap segala hal tentang Uruguay, berkata "ia mencintai kami apa adanya, budaya kami dan musik kami, ia bahkan meminum mate lebih banyak dari saya."
Griezmann juga tak pernah pelit melemparkan pujian atas sepak bola yang dimainkan Uruguay.
"Cara bermain dan semangat mereka mengingatkan kepada klub saya: tebal di belakang dan tajam di depan," kata Griezmann.
Baca juga: Prancis berkekuatan penuh hadapi Uruguay
Baca juga: Mbappe kian tunjukkan kualitasnya
Baca juga: Bagi Griezmann melawan Uruguay itu seperti urusan keluarga
Ia bahkan tak ragu-ragu menyebut gaya bermainnya tak ubahnya sebagai "pemain Uruguay, seperti Cavani," kata Griezmann merujuk kepada penyerang timnas Uruguay Edinson Cavani.
"Bagi saya, Edinson Cavani adalah penyerang terbaik. Bekerja untuk tim, selalu meminta bola dan pantang menyerah. Dan ketika berada di dalam kotak penalti, ia hanya butuh satu dua sentuhan sebelum melepaskan tembakan," kata Griezmann.
Betapa cintanya Griezmann terhadap Uruguay, ia bahkan turut bersuka cita ketika mereka berhasil menyingkirkan Portugal di putaran 16 besar, demi melaju ke perempat final menantang Prancis.
"Saya sangat emosional tentang kelolosan mereka, sebab saya mencintai negara dan orang-orangnya. Saya memiliki banyak teman di sana. Itu akan menjadi laga yang luar biasa dan tentunya pengalaman emosional," ujar Griezmann.
Tapi secinta apapun Griezmann terhadap Uruguay, ia tentu ingin membawa negaranya melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2018, bahkan jika memungkinkan meraih trofi Piala Dunia kedua mereka.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018