Untuk itu, Airlangga berharap hasil-hasil awal dari riset dan studi komprehensif mobil listrik bisa dilihat pada bulan Agustus 2018, kendati pengujian ditargetkan selama tiga bulan sejak peluncuran program hari ini.
Pada Rabu, Toyota Indonesia melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota-Astra Motor (TAM) menyediakan 18 kendaraan antara lain: 12 mobil listrik yaitu 6 Toyota Prius dan 6 Toyota Prius Prime (Plug-in Hybrid), serta 6 unit Corolla Altis (kendaraan konvensional), untuk diriset oleh enam universitas.
"Diharapkan nanti, saat Agustus sudah ada preliminery result bagaimana pemanfaatan electric vehicle di Indonesia," kata Airlangga Hartarto di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu.
"Sesudah tiga bulan, tahapan selanjutnya, kami akan melihat bagaimana kendaraan ini bisa dikomersilkan di Indonesia," kata Airlangga kemudian menambahkan bahwa pada 2025 populasi mobil listrik ditargetkan mencapai 400ribu atau 20 persen dari populasi market domestik.
Baca juga: Toyota sediakan 12 Prius untuk penelitian mobil listrik pemerintah
"Regulasi, roadmap sudah, tinggal finalisasi fiskalnya. Karena fiskal adalah bagian dari kebijakan secara keseluruhan," pungkas Airlangga.
Toyota Indonesia juga membangun 6 unit stasiun pengisian level 2 (4 jam pengisian, 3.500 watt) serta menyediakan asistensi teknik dalam kegiatan Penelitian dan Studi Komprehensif Kendaraan Elektrifikasi tersebut.
Peneliti dari tiga universitas di Indonesia yaitu UI, ITB, UGM pada tahap pertama akan menggunakan 12 unit kendaraan elektrifikasi dan 6 unit kendaraan konvensional yang disediakan oleh Toyota Indonesia.
Selama periode tiga bulan, para peneliti dari universitas akan mempelajari aspek teknikal berupa jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan melalui data-data penggunaan mobil-mobil tersebut di tiga kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Pada tahap berikutnya peneliti dari UNS, ITS dan Udayana juga akan melakukan rangkaian studi yang sama dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih beragam dan komprehensif.
Nantinya, data-data yang terkumpul akan dianalisa dan disimpulkan untuk menjadi referensi bagi pemerintah. Studi juga akan mempelajari mengenai rantai pasok industri termasuk kebutuhan ketenagakerjaan.
Baca juga: Kemenperin gandeng Toyota dan universitas riset teknologi mobil listrik
Baca juga: Renault kucurkan Rp16 triliun tingkatkan kapasitas produksi mobil listrik
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018