"Riset harus memiliki manfaat pada masyarakat yakni dengan menghasilkan inovasi, jadi tidak hanya sekedar jurnal. Ini harapan saya ke depan," ujar Menristekdikti pada acara penghargaan Sinta Award di Jakarta, Rabu malam.
Dia berharap ke depan, ada media yang mempertemukan penemu, inovasi dan investor sehingga bisa menghilirkan inovasi yang ada yang ada.
Menurut dia, hal itu penting sekali agar memiliki nilai tambah ekonomi yang lebih baik. Ke depan, dia berharap perekonomian tidak hanya berbasis pada sumber daya tetapi pengetahuan.
Menristekdikti menambahkan saat ini publikasi ilmiah internasional Indonesia terus meningkat. Pihaknya menargetkan bisa mengalahkan Malaysia pada 2019.
"Kami kuantitas dulu sebelum nanti meningkatkan pada kualitas. Minimal kita harus masuk pada standar dunia dulu. Kalau standar dunia bisa terpenuhi dengan baik, maka kualitas peneliti akan kami tingkatkan."
Saat ini, jumlah jurnal internasional Indonesia yang terindeks Scopus dan World of science mencapai 12.260 jurnal, mengalahkan Singapura yang berada pada angka 10.000-an.
"Memang kita harus lakukan paksaan, setelah dipaksa akan dilakukan tindakan akhirnya menjadi budaya. Mudah-mudahan kalau ini sudah lebih baik, maka akan jadi budaya riset ini betapa penting yang akan dilakukan Indonesia. Kalau risetnya sudah baik, ke depan bisa riset aplikatif yang mana riset ini harus memiliki manfaat pada masyarakat," papar dia.
Pemberian Sinta Award diberikan dengan 20 kategori yang dibuat berdasarkan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan dari perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan. Penghargaan tersebut diberikan kepada dosen, peneliti, institusi dan jurnal yang telah menunjukkan prestasi yang nyata dalam peningkatan publikasi dan jurnal ilmiah.
"Hingga 26 Juni 2018 telah terdaftar lebih dari 109.000 dosen. 4.530 lembaga, 2.066 jurnal, 9.905 buku dan 1.445 kekayaan intelektual yang sudah masuk terindeks di Sinta berdasarkan hasil verifikasi, akreditasi dan evaluasi," ujar Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati.
Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018