• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah gali potensi Natuna sebagai geopark dunia

Pemerintah gali potensi Natuna sebagai geopark dunia

5 Juli 2018 08:06 WIB
Pemerintah gali potensi Natuna sebagai geopark dunia
Wisatawan menyelam di gua bawah air Pulau Senoa, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (30/7/2017). Kabupaten Natuna memiliki potensi wisata bawah air khususnya terumbu karang yang tersebar di seluruh pesisir pantai dan kepulauan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Kuta, Bali (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan kementerian terkait dan mitra menyelenggarakan program inisiatif pengembangan pulau-pulau kecil (SIDI) termasuk Natuna guna menggali potensi kepulauan tersebut sebagai geopark dunia.

Siaran pers Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral Kementerian Luar Negeri, Kamis, menyebutkan SIDI-Natuna tahun ini mengangkat tema sentral "Kekayaan Alam dan Budaya di Natuna sebagai Aset Diplomasi Maritim" dengan dua fokus agenda kegiatan, salah satunya menjajaki potensi Natuna sebagai geopark dunia.

Kementerian Luar Negeri melibatkan tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diperkuat oleh pakar dari Universitas Padjajaran guna melakukan kajian awal mengenai potensi Natuna sebagai geopark untuk tingkat nasional maupun ke depannya menjadikan Natuna sebagai bagian dari Global Geopark Network of UNESCO.

Indonesia telah berhasil memasukkan Danau Batur, Gunung Sewu, Gunung Rinjani dan Ciletuh sebagai bagian Global Geopark Network of UNESCO dan sekarang berupaya memasukkan Danau Toba ke dalam jaringan situs geologis penting tersebut untuk memastikan situs terjaga kelestariannya.

Natuna memiliki banyak situs, termasuk batu granit yang berusia lebih dari 100 juta tahun, yang bisa menjadikannya sebagai geopark maritim. Natuna juga memiliki aspek budaya dan kesejarahan menarik, termasuk tradisi pantun di Kepulauan Riau yang sedang diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO.

Melalui kajian budaya dan kesejarahan, para akademisi akan menggali peran Natuna dalam sejarah Jalur Rempah Nusantara. Dunia perlu tahu bahwa ada jalur perdagangan maritim yang dikenal dengan Jalur Kayu Manis dan Jalur Rempah yang dibangun oleh kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, dimana Natuna adalah salah satu bandar laut internasional di abad keemasan Nusantara tersebut.

Dikelilingi oleh empat negara ASEAN dan berbatasan dengan Laut China Selatan, Kabupaten Natuna merupakan bagian dari wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I), yang merupakan jalur perdagangan global yang sangat ramai.

Secara geopolitik, kawasan Natuna selama seribu tahun terakhir menjadi titik penting dalam jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Hindia. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit (abad ke-7 hingga ke-11) Kepulauan Natuna telah menjadi pusat bandar laut internasional.

Di Museum Sri Serindit, Natuna, terdapat lebih dari 10 ribu artefak yang sudah diverifikasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan diteliti para arkeolog. Museum tersebut berisi berbagai peninggalan China dari era Dinasti Tang, Chung, Yuang, Ming, dan Qing, serta peninggalan dari kerajaan di Vietnam, Thailand, Khmer, Jepang, Iran, dan Eropa. Natuna juga kaya peninggalan dari berbagai kerajaan di Nusantara.

Semua itu merupakan bukti sejarah bahwa Natuna adalah bandar laut yang makmur di era keemasan Sriwijaya dan Majapahit.

Baca juga: Menteri Susi tegaskan Natuna titik penting kedaulatan Indonesia
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018