Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyediakan dana 13 juta dolar AS (sekitar Rp187,3 miliar) pada 2009 untuk membangun kembali jalur yang terputus yang bertujuan memangkas waktu tempuh antara kedua negara dan meningkatkan perdagangan.
Menteri Transportasi Kamboja Sun Chanthol mengatakan kereta berangkat pada Rabu pagi dari provinsi barat laut Pursat ke Phnom Penh, bagian terakhir dari jalur kereta antara kedua negara yang akan dirampungkan.
“Ini hari bersejarah bagi bangsa kita,” kata Sun Chanthol.
Kamboja dan Thailand masih harus mencapai kesepakatan tentang kereta api yang
menyeberangi perbatasan, tetapi Sun Chanthol mengatakan kedua negara berharap
kesepakatan segera tercapai.
Banyak rel kereta api Kamboja, yang dibangun Prancis selama pendudukan kolonial mereka rusak akibat konflik bertahun-tahun yang melanda negara itu selama era Perang Dingin.
Bagian dari rel sepanjang 48 kilometer di dekat kota perbatasan Poipet itu hancur akibat perang pada 1973.
Sisa jalur ke Phnom Penh telah ditangguhkan selama lebih dari satu dekade karena kondisi trek yang buruk.
Negara Asia Tenggara tersebut memiliki lebih dari 600 kilometer (375 mil) kereta api yang membentang dari perbatasan utara dengan Thailand hingga ke pantai selatan. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Baca juga: Kamboja: Indonesia akan perjuangkan perdamaian di PBB
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018