"Pembayaran secara non-tunai sangat diharapkan dan jadi preferensi pengguna transportasi di Grab. Ini akan membuat layanan jadi mudah dan pelanggan lebih loyal," kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata saat jumpa pers kemitraan dengan OVO di Jakarta, Kamis.
Dengan kemitraan tersebut, pengguna akun OVO dapat membayar transportasi di Grab secara non-tunai melalui saldo uang elektronik yang dimiliki. Terbaru, Grab menawarkan isi ulang melalui pengemudi sehingga pengguna tidak perlu mentransfer uang dari akun bank.
Saat ini pembayaran non-tunai melalui OVO baru dapat digunakan untuk membayar pemesanan transportasi, di masa mendatang Grab Indonesia merencanakan agar dapat digunakan untuk membayar layanan lainnya, misalnya GrabFood.
Saat ini, jika membuka aplikasi Grab, logo dompet digital dari OVO menggantikan tempat yang semula menampilkan GrabPay untuk pembayaran secara non-tunai.
Ketika disinggung mengenai GrabPay, Ridzki menyatakan memilih untuk menjalin kerja sama untuk menyediakan pembayaran secara non-tunai kepada pelanggan mereka.
"GrabPay merupakan nama untuk pilihan pembayaran secara non-tunai. Kami memilih untuk kerja sama secara strategis untuk pembayaran secara non-tunai," kata Ridzki.
Bank Indonesia pada Oktober tahun lalu membekukan sejumlah layanan uang elektronik karena belum mengantongi izin, salah satunya GrabPay. Konsekuensi pembekuan tersebut, pengguna tidak bisa mengisi ulang saldo, namun, tetap bisa menggunakan saldo yang tersisa.
Beberapa bulan lalu, Grab menggandeng kerja sama dengan OVO untuk menyediakan pembayaran secara non-tunai.
Baca juga: Perluas kemitraan, OVO targetkan 60 juta pengguna
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018