Gunung Kidul (ANTARA News) - Nelayan Pantai Sadeng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap melaut meski gelombang tinggi mencapai tiga meter dalam beberapa hari terakhir ini.Gelombang tinggi sudah biasa. Bagaimana kami bisa melewatkan musim ikan tongkol ini karena gelombang tinggi. Namun demikian, kami tetap berhati-hati dan mematuhi standar operasional pelayaran supaya kami selamat dan kami tetap mendapat hasil tangkapa
Ketua Kelompok Nelayan Pantai Sadeng Mina Raharja, Sarpan di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan saat ini di perairan selatan sedang musim ikan tongkol sehingga nelayan tetap melaut.
"Gelombang tinggi sudah biasa. Bagaimana kami bisa melewatkan musim ikan tongkol ini karena gelombang tinggi. Namun demikian, kami tetap berhati-hati dan mematuhi standar operasional pelayaran supaya kami selamat dan kami tetap mendapat hasil tangkapan," kata Sarpan.
Ia mengatakan tingginya gelombang tidak mempengaruhi hasil tangkapan ikan oleh nelayan. Rata-rata tangkapan nelayan untuk kapal jukung sekali melaut bisa mendapat 50 kilogram sampai 3 kuintal.
"Hasil tangkapan cukup bagus. Satu kali melaut bisa untuk biaya operasional dan modal kembali melaut," katanya.
Selain itu, Sarpan mengatakan harga ikan tongkol juga cukup bagus. Harganya tongkol berkisar Rp12.000 per kilogram sampai Rp15.000 per kilogram.
"Harga tongkol masih standar. Hal yang terpenting, yakni berapapun hasil tangkapan nelayan laku di pasaran di Gunung Kidul. Tingginya kunjungan wisawatan, berpengaruh pada tingginya permintaan ikan laut," katanya.
Sementara itu, Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Pantai Baron Marjono mengatakan sebagian besar nelayan Baron memilih tidak melaut karena adanya gelombang pantai selatan.
"Nelayan tidak ada yang melaut. Nelayan justru mulai menaikkan kapal sebagai antisipasi kenaikan gelombang," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018