Dua anak laki-laki pertama tim akademi Wild Boar mencapai permukaan sebelum pukul 18.00 waktu setempat.
18 penyelam pun memulai misi penyelamatan pada hari Minggu untuk membebaskan 12 anak dan pelatih mereka dari dalam gua di Provinsi Chiang Rai di Utara Thailand itu.
Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osottanakorn, mengatakan hari ini kondisinya paling baik untuk melakukan penyelamatan sejak mereka ditemukan oleh penyelam gua asal Inggris pada Senin malam.
Anak-anak dan pelatih bola itu terjebak di gua selama dua minggu setelah terhadang air hujan yang membanjiri gua.
"Ini adalah hari H. Anak-anak itu siap menghadapi tantangan," kata ketua regu penyelamat Narongsak Osottanakorn pada para awak media di dekat situs gua mengingat cuaca diramalkan akan turun hujan monsoon pada Minggu malam yang akan menyebabkan banjir di gua semakin parah.
Setelah musim kering yang tidak semestinya, dan upaya keras untuk memompa air banjir dari dalam lorong sempit sepanjang 2,5 mil untuk memisahkan anak-anak dari pintu keluar, air sekarang berada pada tingkat “terendah” hingga saat ini dan sebagian besar jalurnya dapat dilalui, katanya.
"Badai baru akan datang. Jika kita menunggu dan air hujan masuk, kesiapan kita akan lebih rendah dari sekarang," kata gubernur.
"Saya mengkonfirmasi bahwa anak-anak tahu tentang misi ini dan mereka bersedia dan siap untuk keluar."
Tim penyelamat terdiri dari 13 penyelam internasional dan lima angkatan laut Thailand. Operasi penyelamatan dimulai pukul 10 pagi dan anak-anak lelaki, berusia 11-16 tahun, dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun, akan dibawa keluar satu per satu, dan masing-masing ditemani oleh dua penyelam.
Mayor Jenderal Chalongchai Chaiyakam mengatakan seluruh operasi bisa memakan waktu sekitar dua hingga empat hari, "tergantung pada kondisi cuaca dan air".
Seorang dokter Australia melakukan penilaian kondisi kesehatan anak-anak itu pada Sabtu malam dan menyatakan semuanya dalam keadaan fit untuk perjalanan fisik yang berat.
Pemeriksaan sebelumnya menyimpulkan bahwa mereka telah terlalu lemah untuk penyelaman yang berbahaya akibat cobaan minggu pertama di mana mereka harus bertahan tanpa makanan.
Kekhawatiran sangat dirasakan sepanjang minggu karena beberapa di antara anak-anak itu dilaporkan tidak bisa berenang, mungkin panik saat melewati air banjir yang keruh di labirin lorong bergerigi yang bahkan menantang para penyelam yang paling berpengalaman.
Kematian mantan penyelam Angkatan Laut, Saman Kunan, 38, yang kehabisan oksigen pada Kamis malam saat ia mengirimkan tangki oksigen melalui jaringan gua, menjadi pengingat betapa bahayanya ekstraksi bawah laut.
Tapi AL, yang tetap bersama anak-anak itu sejak Senin, telah melatih mereka cara menggunakan peralatan selam, dan mereka mungkin akan diberi masker wajah penuh untuk membantu membuat mereka tetap tenang.
Tim medis telah melatih latihan evakuasi selama berhari-hari, dan sebuah helikopter dapat digunakan untuk membawa anak-anak itu segera ke rumah sakit.
Media dan semua personel yang tidak berkepentingan diminta untuk meninggalkan pintu masuk situs pada hari Minggu pagi, untuk memberi tim penyelamat lebih banyak ruang untuk bekerja.
Penyelamatan dilakukan dengan memprioritaskan anak-anak yang paking lemah, telegraph.co.uk.
Baca juga: Penyelamat Thailand berperang dengan waktu dan air
Baca juga: Elon Musk kirim insinyur SpaceX evakuasi tim sepakbola Thailand terjebak banjir dalam gua
Baca juga: Ahli selam dilibatkan dalam penyelamatan tim sepak bola Thailand yang terjebak di gua
https://www.telegraph.co.uk/news/2018/07/08/thailand-cave-rescue-begins-operation-bring-first-group-trapped3/
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018