Pada waktu kejuaraan berlangsung dengan hasil itu, cuaca London cerah dan temperatur udara 31 derajad Celcius.
Kendaraan Tim ITS Team 2 yang dikendarai Moch Hafis Habibi, pada saat latihan pagi sebelumnya sempat mengalami kerusakan teknis stang mobil patah akhirnya menjadi juara ajang kompetisi adu cepat antara mobil-mobil hemat energi katagori UrbanConcept terbaik dari seluruh dunia untuk mencari pengemudi terhandal yang paling efisien dalam memakai energi.
Manajer Tim ITS Team 2, Rafi Rasyad, kepada ANTARA di London, Minggu, mengakui kemenangan tim Sapuangin juga merupakan kemenangan bagi dua tim Indonesia lainnya yang ikut dalam lomba Shell Eco-Marathon Drivers World Championship 2018 (DWC).
Ketiga tim Indonesia itu berhasil menempati posisi tiga tercepat dalam kompetisi balap DWC Asia yang dihelat usai kompetisi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2018, di Changi Exhibition Centre, Singapura.
Panitia pelaksana sempat memberi pengumuman keliru bahwa pemenang di kategori itu adalah Kanada. Namun hal itu kemudian dikoreksi mereka, bahwa Sapuangin dari Indonesia-lah yang menjadi pemenang.
Setelah Sapuangin, diikuti sembilan tim lain, di antaranya Prancis, Amerika Serikat, Kanada, dan Italia serta tiga tim dari Indonesia mewakili Asia.
Global Technical Director Shell Eco-Marathon, Shanna Simmons, mengakui ia merasa bangga tim ITS Team 2 bisa menjuarai DWC tahun ini. "Saya menyaksikan sendiri bagaimana tim berhasil menyelesaikan 10 putaran dan secara resmi menyatakan tim ITS Surabaya sebagai pemenangnya. Kami akan rancang acara khusus buat mereka untuk merayakan kemenangannya ini," ujarnya.
Sementara General Manager Shell Eco-Marathon, Norman Koch, mengakui keberhasilan tim Indonesia merupakan suatu kebanggaan bagi Shell karena secara teknis Tim ITS Surabaya mengalami kemajuan dan juga strategi mereka yang luar biasa.
Menurut Rasyad, sebenarnya ini kali ketiga ITS Team 2 menjadi perwakilan Asia di ajang Drivers World Championships 2018, dimana selain efisien juga dituntut untuk cepat.
"Kami hanya memiliki waktu tiga minggu setelah dinyatakan menjadi perwakilan Asia ke ajang DWC ini untuk membenahi mobil dan mempersiapkan diri untuk itu di SEM Europe dimana kita bertanding dengan peserta dari regional Asia, Amerika, dan Eropa," kata dia.
"Harapan kami adalah menjadi juara di grand final Driver World Championship dan ternyata kami menjadi pemenang." katanya.
Tim mobil hemat energi, ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan mobilnya Sapuangin bersama dua tim lain Indonesia berhasil meraih tiket menuju ajang final utama Shell Eco-Marathon Drivers World Championship 2018, di London, dua tim lain adalah tim Semar Urban UGM dan Garuda UNY.
Tiket menuju DWC diraih ketiga tim setelah berhasil menempati posisi tiga tercepat dalam kompetisi balap DWC Asia yang dihelat usai kompetisi Shell Eco-Marathon Asia 2018 di Changi Exhibition Centre, Singapura. Tiga posisi teratas dalam adu kecepatan tersebut berhak melaju ke ajang grand final DWC di London, bertarung dengan tiga besar dari berbagai wilayah lain sedunia.
Anggota Tim ITS Team 3 Sapuangin ITS Surabaya terdiri atas Rasyad, sebagai manajer tim dan Moch Habibi (pengemudi), Septiyen Abdullah dan Wahyu Subagiyo (Divisi Mesin), Sidik Pramono (Dinamika Kendaraan), Sapto Wahyu Sudrajat (Divisi Kelistrikan), Bakdam Khoirul H (Kerangka dan Divisi Bodi Kendaraan), Billy Firmansyah, Non (Divisi Teknis), dan Witantyo (Penasehat).
Sementara itu Country Chairman & President Director PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi, mengatakan, kemenangan tim Sapuangin ITS Sutabaya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi PT Shell Indonesia.
"Selamat buat tim ITS Tem 2 yang menjuarai Shell Eco marathon DWC dan saya bangga akan keberhasilan tim; kemenangan ini juga merupakan kemenangan bagi tim Indonesia lainnya yang seperti tim Semar Urban UGM dan Garuda UNY yang juga dalam lomba DWC kali ini," kata Silalahi.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018