"Prestasi ini membuktikan bahwa kita juga mampu bersaing di kancah internasional," ujar Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Khamim, di Jakarta, Sein.
Untuk kategori tim atau kelompok, delegasi Indonesia berhasil meraih satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu.
Sementara dalam kategori individu satu medali emas diraih oleh Felicia Grace Angelyn Ferdianto dari SD Cahaya Nur, Kudus; satu medali perak diperoleh Yedija Nicholas Kurniawidi dari SD Karangturi, Semarang; serta empat medali perunggu diraih oleh Ahmad Fikri Azhari (SD Muhammadiyah Plus, Batam); Mafazi Ikhwan Dhandi Hibatullah (SDS Al Furqon, Jember); Matthew Allan (SDS Kristen 10 Penabur, Jakarta); dan Ryan Suwandi (SDS Tzu Chi, Jakarta).
Lima siswa lainnya mendapatkan penghargaan harapan dalam kompetisi yang diikuti 28 negara tersebut.
Khamim menjelaskan delegasi BIMC terdiri atas para siswa juara Olimpiade Sains Nasional tahun 2017.
"Pembekalan delegasi dilakukan dalam dua tahapan yakni pada bulan Mei dan Juni," kata Khamim.
Yedija (12) mengungkapkan rasa senang dan bangganya bisa mempersembahkan medali perak dalam kategori individu.
"Dari kecil aku memang suka matematika. Serunya matematika itu tantangannya memecahkan soal, mencari caranya," kata Yedija.
Sementara bagi peraih medali emas individu, Felicia (12), BIMC bukanlah kompetisi internasional pertamanya. Siswi yang juga gemar melukis dan membaca komik itu tidak mengira akan mendapatkan medali emas.
Pendamping tim olimpiade, Ibnu Hadi (37), mengatakan kualitas siswa Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional tidak kalah dengan siswa di negara-negara maju lainnya.
"Tantangan bagi guru untuk bisa memancing potensi siswa yang selama ini terpendam," ungkap Ibnu.
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018