Pada 9-10 Juli ini, Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka telah mengirimkan tim yang dipimpin Konsul Protokol dan Konsuler di Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka, Yuyun Kamhayun, sebagaimana keterangan Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka, yang diterima di Jakarta, Selasa.
Tim dari Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka membawa bantuan, antara lain berupa makanan, susu, air mineral, pakaian, handuk dan perlengkapan mandi.
Untuk menuju titik-titik terdampak bencana di Okayama dan Hiroshima, Tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka menempuh perjalanan darat dengan jarak sekitar 350 kilometer dengan waktu tempuh mencapai 10 jam. Perjalanan Osaka-Okayama-Hiroshima itu pada kondisi normal dapat ditempuh kurang lebih empat sampai lima jam.
Pada 9 Juli 2018, Tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka mencoba bergerak dari Osaka ke Kurashiki City, salah satu kota paling terdampak di Prefektur Okayama.
Di sana tercatat setidaknya terdapat empat keluarga WNI yang sempat pindah ke pengungsian akibat banjir besar. Namun, kendala menghadang saat tim sedang berusaha menuju Kurashiki City karena ditutupnya akses jalan ke arah kota tersebut.
Sebagai upaya awal, Tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka menyerahkan bantuan melalui Persatuan Pelajar Indonesia Komisariat Okayama yang membantu pendistribusian bantuan.
Tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka meneruskan perjalanan dari Prefektur Okayama menuju Prefektur Hiroshima untuk menjangkau WNI terdampak bencana yang diantaranya bermukim di Kota Saijo, Kota Kure dan Kota Mihara.
Tim kembali menemui hambatan dalam perjalanan ke Hiroshima. Akses jalan tol menuju Hiroshima sebagian ditutup sehingga tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka terpaksa menggunakan jalan non-tol yang telah dipadati oleh kendaraan bermotor akibat penutupan jalan tol.
Tim tiba di Hiroshima pada 10 Juli 2018 dini hari setelah menempuh perjalanan selama lebih dari enam jam. Dalam kondisi normal, perjalanan Okayama-Hiroshima menggunakan jalan tol memerlukan waktu kurang lebih dua jam.
Pada Selasa (10/7), tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka Osaka berhasil menemui sejumlah WNI terdampak bencana di Prefektur Hiroshima dan menyampaikan bantuan kepada perwakilan WNI masing-masing di Kota Saijo, Kota Kure dan Kota Mihara.
Bantuan diberikan kepada perwakilan WNI dan PPI Komisariat Hiroshima yang membantu penyaluran bantuan ke sesama WNI terdampak bencana.
Selanjutnya, dalam perjalanan dari Hiroshima menuju Osaka, tim berupaya kembali menyambangi Kota Kurashiki, Okayama yang sehari sebelumnya masih terisolasi akibat terputusnya akses jalan ke kota tersebut.
Kali ini tim Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka akhirnya berhasil menemui WNI di Kurashiki yang terdampak dan menyerahkan bantuan.
Kondisi wilayah terdampak banjir dan longsor di Prefektur Hiroshima dan Prefektur Okayama belum sepenuhnya pulih. Di Kota Kure, Hiroshima, air bersih belum mengalir ke rumah penduduk dan harus diambil dari titik-titik tertentu serta air untuk minum masih sangat terbatas.
Di Kota Honggo, Hiroshima, sejumlah WNI terpaksa mengungsi ke Mesjid Mihara yang dikelola oleh masyarakat Indonesia setempat di Kota Mihara akibat terputusnya akses terhadap air bersih sehingga warga setempat harus mengandalkan sungai sebagai sumber air.
Bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah Jepang bagian barat pada Jumat dan Sabtu, 6-7 Juli 2018, akibat tingginya curah hujan selama tiga hari berturut-turut.
Wilayah terdampak paling parah adalah Prefektur Hiroshima dan Okayama.
Per 10 Juli 2018, di Hiroshima setidaknya tercatat 56 korban jiwa, 50 orang hilang, 1.595 rumah rusak dan 5.504 orang terpaksa mengungsi.
Di Okayama, 28 orang dilaporkan meninggal, tujuh orang hilang dan 2.749 rumah rusak. Sementara itu, di Ehime sementara ini terdata 25 orang menjadi korban jiwa.
Pewarta: Yuni Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018