Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan, tim reaksi cepat itu saat ini tengah berada di lokasi untuk menggali informasi pasca temuan sejumlah jejak harimau sumatera oleh masyarakat.
"Pengecekan sementara memang ditemukan jejak-jejak diduga harimau sumatera. Kita masih terus mendalami temua itu," katanya.
Dia mengatakan, sedikitnya ada dua titik temuan jejak harimau sumatera di sekitar lokasi itu. Diperkirakan jejak itu diduga berasal dari harimau sumatera dewasa.
Sementara itu, selain terus menyelidiki keberadaan satwa dilindungi dari temuan jejak-jejak tersebut, tim BBKSDA Riau juga berusaha meredam masyarakat untuk tidak bertindak di luar ketentuan.
"Kami meminta agar masyarakat tidak perlu panik dan memberikan pemahaman tindakan yang tepat apabila berjumpa dengan harimau," ujarnya.
Lebih jauh, BBKSDA Riau bersama masyarakat juga rencananya akan memasang perangkap harimau dengan umpan berupa daging di sekitar temuan jejak itu.
Temuan jejak harimau itu sebelumnya viral di sejumlah media sosial. Bahkan, beberapa media setempat sempat memberitakan temuan jejak harimau sumatera itu.
Berdasarkan penelusuran Antara, temuan jejak harimau itu terjadi pada 4 Juli 2018 lalu. Temuan itu kemudian diunggah oleh beberapa warga ke media sosial.
Bahkan, dalam unggahannya warga mengaku sangat khawatir dengan keberadaan di raja rimba yang disebut sebagai "Datuk" di wilayah Kampar.
Keberadaan harimau yang memasuki pemukiman dan perkebunan warga bukan yang pertama kalinya terjadi. Belum lama ini, Bonita, harimau betina dewasa menjadi terkenal setelah proses pencarian dilakukan tiga bulan lamanya melibatkan tim gabungan TNI dan polisi.
Bonita sempat menewaskan dua warga di kawasan perkebunan sawit kabupaten Indragiri Hilir sebelum akhirnya berhasil ditangkap dan dibawa ke Dharmasraya Sumatera Barat.
Pewarta: Bayu Adha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018