"Bila pemerintah memfasilitasi, maka otomotis mobil konvensional akan ditinggalkan, tentunya selaras dengan pembangunan infrastruktur Indonesia," kata Ketua Umum Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, di Jakarta, Selasa.
Ia mencontohkan, mobil listrik biasanya menggunakan baterai Lithium Ion yang memiliki limbah yang berbahaya bila sudah digunakan atau tidak terpakai
Maka ke depannya, ujar dia, Indonesia juga harus siap untuk menerapkan teknologi daur ulang untuk baterai jenis tersebut.
Ia menyadari bahwa saat ini harga mobil listrik di mana-mana masih sangat mahal, bahkan juga di China yang disokong sepenuhnya oleh pemerintah di sana.
"Harganya mahal karena baterainya mahal. Indonesia harus mempersiapkan," katanya.
Selain itu, dia juga mengingatkan, di Jepang sudah ada tempat khusus untuk membuang baterai sehingga dapat didaur ulang, tetapi di Indonesia di pinggir jalan masih suka ditemukan sampah baterai.
Untuk itu, ia menekankan juga pentingnya penegakan hukum terkait masalah itu agar ke depannya juga dapat benar-benar diterapkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018