"Mahfud bisa memperkuat kekuatan elektoral Jokowi. Jika dipilih jadi cawapres Jokowi, beliau bisa mempertahankan ritme kerja sebagai seorang pemikir yang berani karena bersih," kata Nasyrul Falah Amru dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, selama ini sosok Mahfud dikenal sebagai orang yang bersih dari pelanggaran hukum karena tidak pernah terlibat kasus korupsi, dan berpengalaman di pemerintahan karena pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Selain itu, dia menilai Mahfud sebagai negarawan yang banyak mencurahkan pemikirannya untuk persatuan dan kepentingan umat.
"Mahfud berpeluang menjadi cawapres Jokowi dari kalangan nonparpol. Popularitas Mahfud terus naik dan sosoknya lebih mudah diterima semua pihak dibanding kandidat cawapres lainnya seperti Tuan Guru Bajang/M Zainul Majdi, dan Chairul Tanjung," ujarnya.
Hal itu menurut dia, karena TGB merupakan Gubernur NTB dan juga kader Partai Demokrat, sedangkan Chairul Tanjung memiliki pertalian dengan Demokrat karena pernah menjadi menteri pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun Gus Falah, demikian ia akrab disamapa, mengatakan keputusan mengenai pendamping Jokowi ada pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi pasti sudah melakukan komunikasi intens dalam memilih figur yang terbaik untuk menyejahterakan rakyat," katanya lagi.
Dia meyakini Megawati pasti sudah berkomunikasi dan memberi masukan kepada Jokowi terkait cawapres, dan komunikasi keduanya yang akan menentukan siapa figur terbaik yang menjadi cawapres nanti.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018