Salah satunya di Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, terdapat beberapa titik wilayah rawan kekeringan seperti di Kampung Cikole, Nyalindung, Nanggeleng yang merupakan langanan kekeringan saat musim kemarau tiba.
Kepala Desa Cibaregbeg, Subuh Basarah kepada wartawan, Kamis mengatakan saat ini petani di wilayah tersebut baru memasuki musim tanam kedua, namun mereka sudah kesulitan untuk mendapat pasokan air guna menyirami tanaman.
"Wilayah kami sudah menjadi langanan kekeringan ketika kemarau datang, meskipun sebagian besar warga hidup dari hasil pertanian terutama padi. Saat ini tercatat 10 hektar areal petanian terancam kekeringan dan gagal panen," katanya.
Meskipun sebagian besar petani sudah memanen hasil pada musim tanam pertama, namun kerugian yang cukup besar akan dirasakan petani pada musim tanam kedua karena sulitnya mendapat air untuk area pertanian.
Salah satu antisipasi agar tidak merugi pada musim tanam kali ini, petani diimbau beralih menanam palawija dan kembali menanam padi menjelang masuknya musim penghujan, katanya.
Beberapa tahun yang lalu, Desa Cibaregbeg mendapatkan bantuan program air bersih dari pemerintah pusat untuk kebutuhan warga di empat kampung. Namun untuk irigasi warga kesulitan mendapatkan sumber mata air yang jauh di luar desa.
"Kami juga mengalokasikan Dana Desa untuk pipanisasi dan pembuatan bak penampungan air bersih sebesar Rp25 juta, namun pembangunannya baru selesai tiga bulan ke depan. Bak tersebut dapat memasok air untuk dua kedusunan," katanya.
Sedangkan untuk wilayah lain yang setiap tahun terbilang parah dilanda kekeringan dan krisis air bersih, pihaknya telah mengajukan bantuan air bersih ke pemda dan pusat dengan harapan segera terkabul.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018