"Saat ini ada empat, dua lagi datang akhir bulan ini. Helikopter ini disiagakan sebagai gerak cepat menangani kebakaran hutan dan lahan," kata Nyarong di Pontianak, Kamis.
Nyarong mengatakan, kapasitas helikopter yang tersedia saat ini beragam. Paling rendah kapasitas untuk melakukan waterbombing seberat 500 kilogram.
Sementara tiga lainnya berkapasitas 3,5 ton. Untuk dua helikopter yang datang akhir bulan ini memiliki kapasitas 4 ton.
"Ini sudah direncanakan sejak awal. Total semuanya enam heli, satu partroli dan lima untuk melakukan waterbombing," tuturnya.
Dia menjelaskan, penempatan enam helikopter itu tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat, diantaranya satu helikopter disiagakan di Ketapang.
"Penempatan di sini untuk menjangkau wilayah Kayong Utara. Kemudian satu di Sintang, untuk menjaga wilayah Kapuas Hulu dan Melawi, kemudian satu di Singkawang dan Sambas," katanya.
Selanjutnya tiga helikopter disiagakan di Bandara Supadio Pontianak, dimana tiga helikopter ini disiagakan untuk menjaga wilayah Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang dan Sanggau. Dari tiga yang disiagakan ini satunya adalah helikopter patroli.
Nyarong menyebutkan, patroli yang dilakukan memang mendapati wilayah yang terdapat hotspot. Sebelum meluas, pemadaman langsung dilakukan.
"Sudah ada ditemukan dan kami langsung memadamkan jangan sampai wilayah yang terbakar itu meluas. Pemadaman dilakukan dari udara," kata Nyarong.
Dirinya juga menjelaskan, pihaknya sudah menetapkan status siaga sejak awal tahun kemarin. Oleh karena itu BPBD Kalbar sudah sejak lama bekerja keras untuk memastikan kasus kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi seperti tahun 2015.
"Melalui Satgas Darat dan Udara, sudah jauh hari direncanakan bahwa harus patroli, untuk didarat patroli dilakukan oleh Bhabinkamtibmas dan kepala desa. Sedangkan dari udara dilakukan patroli dengan heli," tuturnya.
(KR-RDO/S031)
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018