"Saya rasa atas beberapa faktor, partai koalisi pendukung Presiden Jokowi akan bisa menerima figur TGB sebagai cawapres," ujar Sekjen Renas 212 JPRI, Adnan Rarasina dibubungi di Jakarta, Jumat.
Adnan mengatakan faktor yang membuat sosok TGB bisa diterima seluruh partai koalisi pendukung Jokowi yakni, meskipun TGB saat ini masih menjabat sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat namun bagi publik nama TGB sama sekali tidak terasosiasi ke partainya.
Menurut Adnan, publik lebih mengenal TGB sebagai seorang gubernur muda yang sukses memimpin daerahnya sejak umur 36 tahun serta sebagai seorang umara atau pemimpin yang juga sekaligus ulama hafiz Qur'an.
"Pemikiran-pemikiran TGB tentang keislaman dan keindonesiaan mengakar kuat karena latar belakang kakeknya adalah pahlawan nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Wathon (NW), sebuah ormas yang mirip NU di Jawa yang nasionalis religius," jelas dia.
Dia memandang presepsi publik tentang TGB adalah seorang tokoh Islam yang ramah yang saat ini dibutuhkan karena menguatnya politik identitas belakangan ini.
"Jika berpasangan dengan Jokowi maka akan lahir perpaduan figur Nasionalis dan Islam yang menjadi sebuah kesepakatan berbangsa sejak republik ini berdiri," jelasnya.
Adnan mengatakan saat ini koalisi pendukung Presiden Jokowi membutuhkan seorang tokoh Islam yang bisa memberi efek elektoral bagi Jokowi terutama dari kelompok Islam.
"Dalam konteks itu sosok TGB mudah diterima koalisi apalagi TGB lebih dianggap sebagai figur independen bukan dari parpol. Sebetulnya figur nonpartai dibutuhkan untuk mengikat koalisi dan menghindari konflik karena masing-masing partai mengajukan cawapres sendiri-sendiri," ujar dia.
Renas 212 JPRI sendiri, kata Adnan, telah mengusulkan empat nama tokoh yang dianggap layak menjadi cawapres Jokowi, yakni TGB, Mahfud MD, Budi Gunawan selaku Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia serta satu tokoh militer yaitu mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.
"Empat sosok ini siapapun yang dipilih akan punya efek elektoral kuat bagi Presiden Jokowi," kata dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018