Pengamat: Jokowi ingin redam manuver PKB

14 Juli 2018 20:41 WIB
Pengamat: Jokowi ingin redam manuver PKB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq (kedua kiri), Menpora Imam Nahrawi (kanan) dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin (kiri) saat meninjau Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/7/2018). Tiga puluh lima hari menuju perhelatan akbar multicabang olahraga Asian Games 2018, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa 14 arena yang berada di Palembang sudah siap untuk pelaksanaan Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari The Indonesian Institute Fadel Basrianto menilai pernyataan Presiden Joko Widodo menyebut nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai salah satu kandidat calon Wakil Presidennya hanya untuk meredam manuver PKB.
         
"Menurut saya, pernyataan itu merupakan strategi Jokowi untuk meredam manuver PKB yang mulai membawa isu cawapres kepada publik," ujar Fadel dihubungi di Jakarta, Sabtu.
       
Fadel mengatakan belakangan ini, kader-kader PKB seolah bermanuver dengan menyerang kandidat lain dengan mengatakan mereka bukan dari kalangan Nahdlatul Ulama. 
       
Dia memandang sekalipun Jokowi mengatakan hal tersebut, bukan berarti Cak Imin bisa di atas angin. Menurutnya, selama Jokowi masih belum mengumumkan cawapresnya kepada publik, kans Cak Imin masih sama dengan kandidat lainnya.
       
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin termasuk dalam pilihan sebagai calon wakil presiden.
       
"Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah Pak Muhaimin Iskandar," kata Presiden seusai meninjau arena olahraga dayung bersama Cak Imin, di Jakabaring Sport City, Sabtu.
       
Presiden menjelaskan bahwa dirinya masih menimbang salah satu dari lima tokoh yang akan mendampinginya sebagai wakil presiden pada Pilpres 2019.
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018