• Beranda
  • Berita
  • Pers Malaysia Kagum Presiden RI Manfaatkan Dewan Pers

Pers Malaysia Kagum Presiden RI Manfaatkan Dewan Pers

3 Agustus 2007 17:23 WIB
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pers Malaysia kagum setelah mendengar Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memanfaatkan dewan pers dalam menyelesaikan perselisihan dengan media massa. "Luar biasa. Berarti Presiden RI telah menaikkan derajat Dewan Pers untuk menyelesaikan perselisihan dengan pers. Kita perlu mencontoh karena keinginan PM Malaysia Abdullah Badawi untuk memajukan media council di Malaysia," kata Pemimpin Umum Bernama Azman Ujang, di Kuala Lumpur, Jumat. Pemimpin Bernama mengemukakan hal itu setelah mendengar penjelasan Bambang Harymurti, Pemred Tempo dan juga anggota Dewan Pers Indonesia, di tengah kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh ke kantor berita Bernama. Selain kunjungan itu terjadi pula dialog mengenai perkembangan media massa di kedua negara. "Langkah Presiden memanfaatkan Dewan Pers juga mendorong gubernur dan bupati memanfaatkan dewan pers dalam menyelesaikan perselisihan dengan pers. Saya baru saja menerima SMS bahwa presiden akan memanfaatkan lagi dewan pers untuk mengadukan soal pencemaran nama baiknya dengan salah seorang mantan anggota parlemen di Indonesia," tambah Bambang. Kepada pers Malaysia, ia mengemukakan, kontrol yang dilakukan pemerintah terhadap pers, dalam bentuk perijinan, itu menandakan bahwa pemerintah masih menuduh masyarakat belum bisa menyelesaikan persoalan sendiri. "Di Indonesia, masyarakat sudah bisa menyelesaikan sendiri perselisihan dengan pers. Terbukti dari 2.000 media dan koran yang mati sendiri karena tidak laku. Jadi tidak perlu dibredel akan mati sendiri jika tidak dikelola profesional," kata Bambang. Selain itu, lanjut dia, sekitar 70 persen dari 800 penerbitan akan menemui ajalnya, dengan sendiri, karena tidak dikelola secara profesional. "Beberapa negara telah belajar dari Dewan Pers Indonesia bagaimana menjadikan lembaga itu bergengsi sehingga mampu menjadi lembaga penyelesaian terhadap perselisihan antara masyarakat dengan pers. Masa sebagai negara yang dekat Malaysia tidak mau belajar dari Indonesia," katanya. Pemimpin Umum Bernama Azman Ujang dan Ketua Malaysia Press Institute (MPI) Chamil Wariya mengatakan tertarik untuk belajar dari dewan pers Indonesia bagaimana menjadi suatu lembaga bergengsi untuk menyelesaikan perselisihan pers dengan masyarakat. "Presiden pun manfaatkan dewan pers itu suatu luar biasa. Itu juga yang diharapkan oleh PM Malaysia," kata Chamil. Menkoinfo Muhammad Nuh melakukan kunjungan ke Malaysia dalam rangka kerjasama di bidang penerangan dengan Kementerian Penerangan Malaysia, di antaranya pertukaran wartawan, berita, dan juga kerjasama di bidang musik dan film untuk lebih mengeratkan hubungan ke dua negara. Kerjasama itu telah ditandatangani oleh Mohammad Nuh dan mitranya Zainuddin Maidin, Kamis, di gedung departemen Malaysia sekaligus kantor RTM, di Kuala Lumpur disaksikan oleh Ketua Dewan Pers Ichlasul Amal, Sekretaris LKBN ANTARA Rajab Ritonga, dan Pemred Koran Tempo Bambang Harymurti. Selain melakukan penandatangan MOU, Menkoinfo melakukan kunjungan ke RTM dan Kantor Berita Bernama, Kantor Biro Antara di Kuala Lumpur.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007