"Program ini double degree (gelar ganda). Mahasiswa kami kuliah di Indonesia tiga tahun, satu tahun selanjutnya di HNU. Demikian pula sebaliknya mahasiswa HNU tiga tahun di Hunan dan satu tahun di Indonesia," kata Wakil Presiden Sahid Group Nugroho Budi Sukamdani kepada Antara di Beijing, Minggu.
Menurut dia, pihak HNU tertarik menjalin kerja sama tersebut karena STP Sahid memiliki pengalaman dalam menciptakan tenaga terampil peracik kopi.
"Tujuh tahun kami memasok tenaga kerja ke Starbucks (gerai kopi bertaraf internasional). Mereka dari D3 Perhotelan," ujarnya.
Selain itu, Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil kopi bercita rasa berbeda di dunia.
Sementara generasi muda di China sangat menyukai kopi sehingga gaya hidup mereka sudah berbeda dengan generasi sebelumnya sebagai penggemar teh.
Perubahan gaya hidup lintasgenerasi itu juga diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor kopi dari Indonesia ke China yang selama ini masih mengandalkan pasokan kopi dari Vietnam.
"Nanti `Coffee Academy" itu tidak hanya mencetak peracik kopi profesional, melainkan juga mendalami budaya minum kopi. Budaya kopi nanti akan kami mulai dari kampus-kampus di China," kata Nugroho.
Sebelumnya STP Sahid bekerja sama dengan Beijing Chinese Language and Culture College (BLCC) untuk mengembangkan lulusannya memiliki kemampuan berbahasa Mandarin.
STP Sahid memiliki empat kampus yang tersebar di Jalan Sudirman Jakarta, Pondok Cabe, Jalan dr Saharjo Tebet, dan Gunung Menyan Bogor.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018