"Saat gempa terjadi, saya tengah mengasuh anak di dalam rumah. Tiba-tiba melihat lampu gantung bergoyang dan mendengar teriakan tetangga yang menyebutkan ada gempa. Tanpa pikir panjang saya menggendong anak dan langsung keluar rumah," kata warga Cimelati, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Hana Agustina, Minggu.
Gempa yang getarannya terasa cukup kencang tersebut juga membuat panik pengunjung dan karyawan Toserba Selamat Palabuhanratu, Sukabumi.
Bahkan beberapa karyawan masih terlihat trauma dan ragu untuk masuk ke dalam toserba tersebut khawatir terjadi gempa susulan yang kekuatannya lebih besar.
Tidak hanya di wilayah Kabupaten Sukabumi, getarannya juga terasa hingga wilayah Kota Sukabumi. Seperti warga Benteng, Kecamatan Warudoyong Resi Hasanah yang menyebutkan saat gempa ia sedang berkumpul dengan keluarganya dan langsung keluar rumah untuk mencari lahan kosong.
"Terkejut pastinya, walaupun gempa tidak lama tetapi getarannya cukup kencang. Kami sekeluarga langsung lari keluar rumah khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Hingga saat ini belum ada informasi kerusakan bangunan baik rumah maupun fasilitas lainnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota dan Kabupaten Sukabumi pascagempa tersebut.
Informasi yang dihimpun dari BMKG, gempa tersebut berkekuatan 4,8 SR yang berlokasi di 6.93 LS-106.37 BT, 42 km Tenggara Kabupaten Lebak, Banten dengan kedalaman pusat gempa 2 km di bawah permukaan laut.
Baca juga: Gempa 4,2 SR guncang Lebak Banten
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018