Tiga alasan Prancis layak juara Piala Dunia

16 Juli 2018 01:49 WIB
Tiga alasan Prancis layak juara Piala Dunia
Final Piala Dunia, Prancis vs Kroasia, di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia (15 Juli 2018). Pemain Prancis Olivier Giroud mengangkat piala saat merayakan kemenangan Piala Dunia (REUTERS / Dylan Martinez)
Moskow (ANTARA News) - Prancis menyabet gelar juara Piala Dunia untuk kedua kalinya setelah menyudahi perlawanan Krosia dengan skor 4-2 pada laga final Piala Dunia 2018 di Moskow, Rusia, Minggu.

Prancis memiliki tiga faktor pendukung untuk memenangi Piala Dunia tahun ini, antara lain tim yang solid dari lini depan hingga belakang, pemain-pemain yang terasah di klub-klub papan atas, hingga faktor sejarah.

Berikut tiga alasan Les Bleus memenangkan Piala Dunia 2018 dilansir FIFA:

Baca juga: Luka Modric raih Golden Ball, Courtois kiper terbaik Piala Dunia 2018

Solid

Prancis memiliki tim yang solid dari lini depan hingga belakang. Sepanjang turnamen ini, pasukan Didier Deschamps itu mempertontokan bagaimana tajamnya lini depan, cara mendikte permainan dari tengah, dan lini belakang yang disiplin.

Gelandang Prancis, Ngolo Kante, tercatat memenangkan kembali penguasaan bola sebanyak 48 kali selama turnamen dan menjadi yang terbanyak di Rusia 2018. Kombinasi Kante dan Pogba memberikan keseimbangan dalam bertahan dan menyerang di kubu Prancis.

Kylian Mbappe menjadi faktor penting dalam skuat Prancis. Pemain 19 tahun itu menyamai rekor Pele sebagai pemain termuda yang mencetak dua gol di babak penyisihan dan satu gol di final Piala Dunia.

Kendati kebobolan dua gol di final, namun penampilan kiper Hugo Lloris cukup membantu Prancis lolos ke final karena menyelamatkan tujuh tembakan on-target pada laga-laga sebelumnya.

Baca juga: Kapten Inggris sabet Sepatu Emas Piala Dunia 2018

Kompak

Didier Deschamps berhasil membentuk Prancis sebagai sebuah tim yang kompak dengan mengesampingkan ego individu dari tiap pemain yang berstatus bintang.

Di lapangan, Prancis bermain dengan semangat dan kekompakan sehingga tidak terlihat adanya sikap-sikap egois dari para pemain yang membuat siapapun bisa mencetak gol, mulai dari bek Raphael Varane, Ben Pavard, gelandang Pogba hingga striker belia Kylian Mbappe.

"Piala Dunia tidak menghormati bakat, melainkan tim," kata pelatih Belgia Roberto Martinez usai dikalahkan Les Bleus dilansir FIFA.

Baca juga: Mbappe pemain termuda cetak gol final Piala Dunia setelah Pele

Sejarah

Prancis mengulang sejarah pada 20 tahun silam saat menundukkan Brasil 3-0 pada Piala Dunia 1998. Sejarah juga menujukkan bahwa Prancis telah mengalahkan Kroasia pada babak semifinal 1998.

Kroasia yang berhasrat membalas kekalahan 20 tahun lalu, telah memberikan perlawanan yang baik pada laga final di Moskow, kendati perbedaan kualitas dan kolektivitas tim menjadi penentu pada malam ini.

Didier Deschamps yang menjadi saksi sebagai pemain pada 1998, mengulangi kejayaan 20 tahun lalu dengan membawa Prancis juara dari kursi manajer.

Ia menjadi orang ketiga setelah Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer yang memenangkan juara dunia sebagai pemain maupun sebagai pelatih.

Baca juga: Prancis juarai Piala Dunia untuk kedua kalinya
 

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018