Selama lima tahun belakangan, perempuan yang berusir 55 tahun tersebut telah memanfaatkan satu sistem yang diciptakan oleh sekelompok wisawatan muda yang mencari jalan ke luar dari kekurangan air minum di permukiman kecil Quiltepec. Permukiman tersebut, yang berada di sebelah selatan ibu kota Meksiko, adalah tempat tinggal buat 25 keluarga.
Maura mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang-- bahwa proyek yang berkelanjutan itu, milik organisasi nir-laba Isla Urbana, dan atas permintaan warga serta melalui kerja sama dengan organisasi lain, secara perlahan telah mengubah permukiman tersebut menjadi eko-desa yang berhasil.
"Ini telah mungkin dilaksanakan berkat bantuan dari Isla Urbana, yang telah berhasil mengubah kehidupan setiap orang yang tinggal di sini," kata Alvarez, saat ia memperlihatkan sistem memanen air hujan yang telah dipasang di satu-satunya ruangan yang terbuat dari bata dan beton.
Semuanya dimulai oleh sekelompok pemuda yang memutuskan untuk menciptakan sistem untuk menangkap, menyimpan dan mengolah air hujan serta memasang sistem tersebut di rumah orang Meksiko yang tak memiliki akses ke air minum.
Pemuda itu bekerja untuk mengurangi krisis yang berpangkal dari kurangnya air minum dan masalah yang berlangsung akibat banjir yang dipicu oleh hujan di berbagai daerah di Lembah Meksiko, terutama di masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Proyek tersebut dinamakan Isla Urbana, kata Direktur Komunikasi organisasi itu Nabani Vera, yang menambahkan bahwa sistem itu sederhana, ekonomis dan bisa berfungsi.
"Sistem tersebut bisa disesuaikan dengan keperluan masing-masing rumah tangga. Harga rata-rata untuk masing-masing proyek sekitar 7.000 peso (sekitar 368 dolar AS)," kata Vera.
Bagian utama dalam biaya itu berada dari gabungan tempat termasuk pembuatan pondasi dan rencana pembiayaan. Warga pelaksana membayar bagian sangat kecil berdasarkan penghasilan mereka, kata Vera. Wanita tersebut menambahkan Isla Urbana diproyeksikan akan memasang 10.000 sistem pemanen air hujan tahun ini.
Sebelum memiliki sistem pemanen air hujan, Alvarez mengenang betapa masing-masing keluarga harus menuruni bukit dan membawa air dari rumah yang berada jauh, tempat warga hanya memberi mereka sedikit air.
Mereka juga harus berbaris menunggu truk air, yang dirancang untuk membagikan air secara gratis setiap pekan. Dalam kasus paling buruk, mereka harus membeli air, yang berarti mengeluarkan 800 peso (sebanyak 42 dolar AS) setiap pekan atau 15 hari.
"Sekarang berbeda. Kami tak memerlukan truk air --barangkali sekali setahun-- kami memiliki sistem pemanen air hujan. Itu bisa menyimpan sebanyak 1.100 liter air yang cukup untuk digunakan buat mandi, mencuci pakaian dan memasak makanan," kata Alvarez.
Wanita itu memiliki peternakan kecil yang menampung lima ayan, satu ayam jago, dua bebek dan tiga kambing. Alvares juga memiliki sebidang tanah yang ia gunakan untuk menanam "nopal" (kaktus yang memiliki bunga kuning dan buah jingga) dan bunga termasuk lili dan melati --yang ia jual di kota.
Atas desak Isla Urban, Alvarez memiliki satu biogestor, tempat ia mencampur air dengan kotoran kambing untuk memproduksi gas metana, yang ia gunakan untuk memasak. Ia juga memiliki satu komposter, yang ia gunakan untuk membuat pupuk organik --yang ia gunakan untuk tanaman dan pohonnya.
(Uu.C003)
Baca juga: Ledakan gudang kembang api tewaskan 17 orang di Meksiko
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018