Hal itu dikemukakan Pelaksana tugas (Plt) Kakanwil Kementerian Agama Sulsel H Iskandar Fellang disela-sela penerimaan Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 1 asal Makassar di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Senin.
"Yang membedakan pelayanan haji tahun ini, karena pemeriksaan biometrik sudah dilakukan di Embarkasi Makassar, kalau tahun-tahun sebelumnya dilakukan di bandara King Abd Azis," kata Iskandar.
Dengan pemeriksaan biometrik di masing-masing Embarkasi, lanjut dia, maka pemeriksaan di bandara tujuan (King Abdul Aziz) yang biasanya memakan waktu sekitar enam jam bisa sejam saja.
Sementara itu, sebanyak 450 JCH yang tergabung dalam Kloter 1 secara bertahap menjalani pemeriksaan biometrik dengan berfoto dengan mendeteksi retina mata.
Namun disela-sela pemeriksaan biometrik tersebut jamaah berusia lanjut yakni Maryam (75) tidak dapat terdeteksi, meskipun berulang-ulang dilakukan pemeriksaan.
Akhirnya petugas membuatkan surat rekomendasi bahwa jamaah lansia tersebut telah diperiksa dan dinyatakan benar sebagai jamaah embarkasi Makassar kloter 1.
Khusus jamaah calon haji kloter 1 yang akan diberangkatkan pada Selasa 17 Juli 2018, sekitar 30 perse diantaranya merupakan jamaah lansia karena itu petugas PPIH memberikan perhatian khusus bagi jamaah lansia dan memiliki resiko tinggi.
Hal itu diakui salah seorang jamaah calon haji dari Kecamatan Manggala, Kota Makassar Muhammad Syarif.
Menurut lelaki yang pernah dioperasi tulang belakangnya ini, karena terjatuh dari atap saat memperbaiki rumahnya, ia tetap optimistis dapat menjalankan ibadah suci meskipun menggunakan kursi roda.
"Insya Allah saya bisa, karena petugas haji senantiasa mendampingi dan menolong apa yang saya dibutuhkannya," ujar nya.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018