Dalam sambutan tertulis pembukaan Lomba Cipta Menu Berimbang, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) di Aula Gedung Hasbi Ash Shiddiqy Kota Lhokseumawe yang dibacakan Asisten III Sekda Miswar Ibrahim di Lhokseumawe, Senin (16/7), ia mengatakan tentang beberapa kajian yang mengindikasikan bahwa kualitas konsumsi pangan dari bahan lokal oleh masyarakat masih relatif rendah.
Ia mengatakan masyarakat masih dominan mengonsumsi beras dan terigu yang melewati batas anjuran, sedangkan konsumsi protein hewani dan nabati masih rendah.
Padahal, katanya, masih banyak tanaman pangan lain yang kaya sumber karbohidrat dan kandungan gizi.
Ia menjelaskan bahwa secara nasional tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia mulai menurun. Pada tahun sebelumnya 139 kilogram per kapita per tahun, kini 102 kilogram per kapita per tahun.
"Ini menjelaskan, ketergantungan akan konsumsi beras mulai dapat diselingi dengan nonberas. Hanya saja, pola kebiasaan mengonsumsi yang harus dirubah," katanya.
Oleh karena itu, katanya, lomba tersebut dapat menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan menu dengan prinsip gizi seimbang menggunakan sumber daya pangan lokal, dari bahan selain beras dan terigu.
Selain itu, katanya, meningkatkan angka pola pangan harapan (PPH) secara luas di masyarakat serta sebagai salah satu upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menurunkan tingkat konsumsi beras di daerah itu.
Ketua Panitia Lomba Cipta Menu tingkat Kota Lhokseumawe Maimun mengatakan kegiatan selama dua hari (16-17 Juli 2018) diikuti delapan peserta dari empat kecamatan di Kota Lhokseumawe.
"Dalam satu kecamatan peserta dua orang. Kegiatan berlangsung dua hari dengan besok," katanya.
Ia mengatakan tim juri lomba, antara lain ahli gizi dan kesehatan Dinkes Lhokseumawe serta Tim PKK Kota Lhokseumawe.
"Apabila setelah terpilih di tingkat Kota Lhokseumawe, maka akan mewakili Kota Lhokseumawe ke tingkat Provinsi Aceh," kata Maimun.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018