Kepala Stasiun BMKG Pekanbaru, Sukisno di Pekanbaru menjelaskan seluruh titik panas tersebut menyebar di sebagian wilayah pesisir Riau, mulai dari Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis hingga Siak.
"Titik panas terbanyak terdeteksi di wilayah Dumai dengan 15 titik, selanjutnya Rokan Hilir tujuh titik, Bengkalis enam titik dan Siak satu titik," kata Kisno.
Selain 29 titik panas di Riau, Sukisno mengatakan pencitraan satelit Terra dan Aqua juga mendeteksi 21 titik panas lainnya di lima provinsi di Sumatera.
Titik panas dengan tingkat akurasi di atas 50 persen indikasi Karhutla itu menyebar di Lampung 15 titik, Bangka Belitung dan Sumatera Selatan masing-masing dua titik, serta Sumatera Utara dan Bengkulu masing-masing satu titik.
Sementara itu, ia menjelaskan jika dari 29 titik panas di Riau, 24 titik diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat akurasi diatas 70 persen.
"Titik api terpantau menyebar cukup banyak di Dumai dengan 13 titik, selanjutnya Rokan Hilir dan Bengkalis masing-masing lima titik dan Siak satu titik api," urainya.
Lonjakan titik-titik panas dan titik api di Riau mulai terpantau dalam 48 jam terakhir. Sebelumnya pada Senin kemarin BMKG mendeteksi 17 titik panas, dan meningkat dua kali lipat pada hari ini.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018 mendatang.
Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi Karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk mensukseskan pagelaran olahraga akbar se Asia, Asian Games 2018.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan status Siaga Karhutla sejak 19 Februari 2018 lalu, dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebelumnya sebagian besar wilayah Riau mulai dilanda kebakaran hebat.
Tercatat, seluas 1.962,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar sepanjang lima bulan pertama 2018 ini, dengan lima kabupaten diantaranya mengalami kebakaran dengan luas diatas 100 hektare.
Pewarta: Bayu Agustari Adha/Anggi Romadhoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018