"Secara medis, riset, kami bilang tidak. Jalan kaki intens 40 menit ke atas jauh lebih efektif daripada berenang 10 menit. Berenang bagus tetapi tidak cukup hanya itu," ujar ahli fisiologi dan anatomi Labana Simanihuruk, B.Sc. dari Klinik Scoliosis Care, di Jakarta, Selasa.
Olahraga ini, menurut Labana untuk memperkuat tubuh secara umum, sehingga harus dilakukan secara intens.
Pada mereka yang menjalani terapi berupa pemakaian brace, olahraga tetap diperlukan agar terbentuk otot baru. Semakin aktif penderita, semakin sulit kurva kelengkungan tulang belakangnya bertambah.
Mengenai jenis dan efektif tidaknya penggunaan brace, Labana mengemukakan bahwa brace secara klinis dapat mengurangi lengkung atau kurva pada kasus umum skoliosis dan khyphosis, mengurangi sakit, memperbaiki postur tubuh.
Lalu, memperlambat pertumbuhan kurva pada anak, memperbaiki bentuk tubuh dengan mengurangi tonjolan tulang iga serta mensejajarkan bahu dan pinggang.
Pemakaian brace merupakan salah satu cara perawatan skoliosis, berupa terapi non-operasi. Namun, cara ini hanya bisa ditempuh penderita yang memiliki kurva kurang dari 60 derajat.
"Kurva di atas 60 disaranan ketemu dokter bedah. Potensi koreksi (menggunakan brace jika di atas 60 derajat) di luar riset kami," kata Labana.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018