Pengadilan Perikanan Terbentuk di Lima Wilayah

4 Agustus 2007 17:57 WIB
Makassar (ANTARA News) - Pengadilan khusus perikanan yang baru dibentuk Mahkamah Agung telah berjalan sejak Oktober 2006 pada lima wilayah di Indonesia yakni Jakarta Utara, Bitung, Tual, Pontianak dan Jakarta Utara. Ketua Mahkamah Agung, Bagir Mannan saat melakukan silaturrahmi bersama Gubernur Sulsel, HM Amin Syam, Ketua Pengadilan Tingi Sulselbar, Arsyad Sanusi di Makassar, Sabtu menuturkan bahwa pada bulan Oktober 2006, pihaknya telah membentuk peradilan baru yang khusus menangani tindak pidana perikanan. Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang menata agar perkara-perkara pidana perikanan dapat berjalan dengan baik. Bagir Manan tidak menyebutkan secara rinci kasus-kasus yang telah ditangani pengadilan perikanan sejak terbentuk Oktober 2006. Sebab diakui, selama ini ada persoalan teknis dan pembaruan peradilan lainnya yang perlu dibahas lebih lanjut karena regenerasi lingkungan peradilan sangat cepat terjadi. Menurut dia, hampir setiap tahun, Mahkamah Agung menerima sekitar 300-400 orang hakim baru, begitu pula perputaran pergantian pimpinan sangat cepat termasuk adanya peningkatan perkara banding. Sebab itu, Bagir meminta agar para hakim dapat memahami dan menguasai semua pedoman undang-undang meski senantiasa terjadi perubahan generasi di lingkungan peradilan karena tidak perada perkara yang serupa. Dia mencontohkan, meski namanya kasus pencurian tetapi modus pencurian ini berbeda-beda. "Ada yang mencuri karena lapar, ingin menambah kekayaannya, mencuri dengan mengambil jemuran atau dengan melalui kekerasan," jelasnya. Sebab itu, seharusnya para hakim membuat petunjuk tekhnis agar perkara yang ditanganinya bisa diselesaikan dengan baik sehingga para hakim bisa melakukan pembenaran agar tidak disalahkan bila dalam putusan nanti masyarakat menemukan suatu kesalahan. Untuk menciptakan keseragaman pedoman/petunjuk tekhnis terkait pemutuskan suatu perkara, Mahkamah Agung akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan berlangsung di Makassar pada 3 September 2007.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007