• Beranda
  • Berita
  • Kementan gelontorkan telur ayam Rp19.500/kg di Jabodetabek

Kementan gelontorkan telur ayam Rp19.500/kg di Jabodetabek

19 Juli 2018 13:33 WIB
Kementan gelontorkan telur ayam Rp19.500/kg di Jabodetabek
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) bersama para produsen telur ayam memberikan keterangan pers terkait operasi pasar telur ayam ras di Toko Tani Indonesia Centre, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018). Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar telur ayam ras sebanyak 100 ton yang disebar ke sejumlah pasar di Jabodetabek dengan harga jual Rp19.500 per kilogram guna menstabilkan harga telur yang tinggi. (ANTARA /Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian pada Kamis menggelar operasi pasar telur ayam ras sebanyak 100 ton untuk disebar ke sejumlah pasar di Jabodetabek dengan harga jual Rp19.500 per kilogram.

Dalam pelepasan operasi pasar di Toko Tani Indonesia, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan langkah merupakan tindak cepat dari Kementan guna menekan harga telur ayam ras yang sudah sepekan ini masih tinggi berkisar Rp25.000 sampai Rp28.000 per kilogram.

"Sesuai perintah Bapak Presiden Jokowi, hari ini kami sepakat guyur pasar harga telur Rp19.500 secara terus menerus. Harga di produsen sudah turun, memang disparitasnya 60 persen. Jadi tolong kawan-kawan produsen jangan ambil untung banyak," kata Menteri Amran.

Ada pun 100 ton telur ayam dari operasi pasar ini akan disebar ke 50 titik meliputi Toko Tani Indonesia (TTI) Center, 43 padar dan 6 perumahan atau kelurahan yang tersebar di Jabodetabek. Kementan menyiapkan 100 ton telur ayam tersebut dari peternak Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten.

Pada operasi pasar ini, Menteri Amran melepas 100 truk bak terbuka dari 4 perusahaan yakni Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), CPI, JAPFA, PLN, dan MALINDO. Harga telur pada operasi pasar ini sama dengan harga dari peternak atau produsen.

Menurut Amran salah satu penyebab tingginya harga telur adalah masalah rantai pasok, sehingga melambung ketika sampai di warung kelontong atau kosumen akhir.

Ini terlihat dari harga di tingkat produsen hanya berkisar Rp18 ribu per kg hingga Rp22 ribu per kg. Bahkan, ketersediaan telur ayam Januari hingga Juli 2018 surplus.

"Dulu, dua tahun lalu harga telur hancur-hancuran, bahkan ada peternak yang gulung tikar. Tapi dua tahun terakhir, produksi telur bagus dan harga stabil menguntungkan," kata Amran.

Amran menargetkan paling lambat dalam satu minggu, harga telur ayam ras bisa turun, terutama dengan menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat.

Berdasarkan data Direktorat Pemasaran dan Pengolahan Hasil Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, harga terendah telur di kandang peternak Jawa Timur sebesar Rp19.500 per kg; Jawa Tengah Rp19.000 per kg; dan harga tertinggi di Bodetabek Rp22.000 per kg.

Sementara menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, per Rabu (18/7), tercatat harga telur di provinsi DKI Jakarta berada di kisaran Rp28.650 per kilogram. Harga tertinggi di Provinsi Maluku Utara mencapai Rp36.550 per kilogram.

Amran menyebutkan stok telur ayam nasional masih mengalami surplus. Sampai Juni 2018, terdapat surplus sebanyak 31.490 ton. Oleh karena itu, menurut dia tidak ada kekurangan produksi telur sampai bulan Juni 2018.

Untuk periode Januari hingga Desember 2018, perkiraan ketersediaan produksi telur ayam ras sebanyak 1.732.952 ton. Sementara perkiraan kebutuhan 1.730.550 ton. Maka untuk periode ini ada surplus sebanyak 2.402 ton.

"Produksi Telur Januari hingga Juli mencapai 733.714 ton, sementara kebutuhannya hanya 722.812 ton sehingga surplus 10.902 ton. Atinya tidak ada kekurangan pasokan telur," paparnya.

Baca juga: Di Jakarta Harga Telur Tembus Rp30 Ribu

Baca juga: Harga telur ayam melonjak, anggota DPR prihatin

Baca juga: Habis Lebaran, harga telur di Jakarta malah naik

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018