General Manager Sales & Network Development Kia Mobil Indonesia, Theodorus Prawirodihardjo, mengatakan bahwa upaya menahan harga itu harus dilakukan demi menciptakan harga jual kendaraan yang bersaing dengan merek lain di Indonesia.
"Kami memang sementara ini mencoba menyesuaikan, bertahan untuk tidak naik dahulu. Kami bertahan supaya harga yang kami pasarkan ini sesuai dengan kebutuhan persaingan di pasar," kata Theodorus kepada wartawan seusai peluncuran Kia Grand Sedona Diesel di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Rabu (18/7).
"Kami berusaha menahan harga jual di pasar, agar tetap kompetitif. Tapi di luar itu juga pengaruhi order untuk stok kami," katanya.
Kendati demikian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap AS tetap mempengaruhi perusahaan, terutama untuk menyediakan produk baru di pasar Indonesia agar harganya sesuai dengan kemampuan konsumen.
"Kedua, pengaruh dari kurs dolar ini juga mempengaruhi kami untuk lebih selektif memilih produk yang akan dimasukkan ke Indonesia," kata dia.
Baca juga: Beda segmen konsumen dengan diesel, Kia tetap jual Sedona bensin
Pada tahun lalu, Kia memiliki sejumlah lini produk antara lain Rio, Sportage, Picanto, Grand Sedona bensin, hingga kendaraan niaga. Sedangkan pada tahun ini, Kia baru meluncurkan Grand Sedona bermesin diesel untuk menyasar konsumen dari segmen MPV menengah hingga premium.
"Jadi untuk line-up kami tak sebanyak tahun lalu. Ya salah satunya itu, karena kami berusaha tahan harga," katanya.
Kendati demikian, Kia tetap berencana meluncurkan model terbarunya di Indonesia pada tahun ini untuk mengejar target penjualan 1.000 unit kendaraan hingga akhir 2018.
Baca juga: Kia Grand Sedona Diesel resmi mengaspal, berapa harganya?
Baca juga: 2.300 Kia Carnival ditarik dari China karena masalah pintu
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018